INformasinasional.com, Langkat – Sorak-sorai membahana di lapangan sepak bola Alun-alun T. Amir Hamzah, Stabat, saat delapan sekolah tingkat SMP di Kabupaten Langkat saling unjuk kemampuan dalam ajang Gala Siswa Indonesia (GSI). Kegiatan yang digelar oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat ini berlangsung selama tiga hari, 15–17 Juli 2025, dan menjadi momentum penting untuk mencetak bibit-bibit muda berbakat didunia sepak bola.
Ajang bergengsi yang diikuti ratusan pelajar ini bukan sekadar turnamen, melainkan juga wadah pembinaan karakter generasi muda melalui olahraga. Program GSI sendiri merupakan kolaborasi antara Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat kecamatan hingga nasional.
“Melalui GSI, kita ingin membina dan mengembangkan bakat anak-anak sejak dini. Tidak hanya soal teknik bermain bola, tetapi juga soal nilai-nilai sportivitas, disiplin, tanggung jawab, serta kerja sama tim yang akan sangat berguna dalam kehidupan mereka ke depan,” ungkap Bupati Langkat, H. Syah Afandin, SH dalam sambutannya yang diwakili oleh Asisten III Setdakab Langkat, Musti, SE, pada pembukaan acara, Selasa (15/7/2025).
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini juga menjadi pembuktian potensi Kabupaten Langkat di bidang olahraga. “Jadikan GSI sebagai wadah untuk menyalurkan energi positif anak-anak muda. Kita yakin Langkat mampu mencetak pemain-pemain hebat yang kelak bisa bersaing di tingkat provinsi, nasional, bahkan internasional,” katanya disambut tepuk tangan meriah hadirin.
Delapan sekolah yang ambil bagian dalam GSI tahun ini antara lain:
- SMPN 1 Stabat
- SMPN 1 Secanggang
- SMPN 1 Babalan
- SMP IT Pratama, Kutambaru
- SMPN 1 Besitang
- SMPN 1 Tanjung Pura
- SMPN 2 Secanggang
- SMPS Methodist, Kuala
Setiap sekolah membawa 15 pemain terbaiknya, yang sebelumnya telah diseleksi ketat di tingkat kecamatan. Lapangan Alun-alun T. Amir Hamzah selama tiga hari penuh dipenuhi riuh rendah suara peluit, sorakan pendukung, hingga yel-yel yang membakar semangat para pemain muda di tengah teriknya matahari.
Ketua Panitia Pelaksana, Misno, SPd, dalam laporannya menjelaskan bahwa selain untuk mencari juara, kegiatan ini bertujuan menanamkan nilai-nilai positif kepada peserta. “Kami berharap melalui GSI, anak-anak termotivasi untuk terus mengembangkan bakat dan menjauhi perilaku negatif yang sering menggoda remaja seusia mereka,” ujarnya.
Misno juga menyebutkan bahwa para juara akan mendapatkan piala, piagam penghargaan, serta uang pembinaan. “Juara pertama akan mendapatkan Rp10 juta, juara kedua Rp7,5 juta, juara ketiga Rp5 juta, dan juara keempat Rp2,5 juta. Sementara untuk penghargaan individu seperti kiper terbaik, pemain terbaik, dan top scorer masing-masing memperoleh piala dan uang pembinaan Rp750 ribu,” jelasnya.
Pertandingan demi pertandingan berlangsung sengit. Salah satu laga paling menegangkan terjadi saat SMPN 1 Stabat berhadapan dengan SMPN 1 Babalan. Laga yang digelar di hari kedua ini sempat berakhir imbang hingga menit-menit terakhir sebelum akhirnya ditentukan lewat adu penalti. Suasana lapangan mendadak hening setiap kali penendang bersiap di titik putih, sebelum kembali pecah oleh teriakan histeris penonton ketika kiper SMPN 1 Stabat berhasil menepis bola.
“Kami berlatih setiap sore selama dua bulan terakhir. Rasanya semua usaha terbayar saat bisa menang di laga penting ini,” kata Rafi, kapten tim SMPN 1 Stabat yang mencetak gol penentu. Senyum bahagia bercampur air mata terlihat jelas di wajahnya saat ia dipanggil ke podium penghargaan.
Di sisi lain, suasana haru juga menyelimuti pemain SMP IT Pratama, Kutambaru, yang meski harus puas di posisi ketiga, tetap mendapat apresiasi luar biasa dari pendukungnya. “Kalah menang hal biasa. Yang penting anak-anak sudah menunjukkan semangat juang yang luar biasa,” ujar pelatih mereka sambil menepuk bahu para pemain muda yang masih terlihat emosional.
Bagi Dinas Pendidikan Langkat, GSI 2025 menjadi lebih dari sekadar kompetisi. Kepala Dinas Pendidikan, melalui pernyataan tertulisnya, menyebut kegiatan ini sebagai “panggung bagi generasi emas Langkat” untuk menunjukkan potensi mereka.
Ia juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, mulai dari para guru, orang tua, sponsor, hingga PSSI Langkat yang ikut membantu terselenggaranya turnamen ini.
“Sepak bola bukan hanya olahraga, tetapi juga media untuk mendidik anak-anak tentang nilai-nilai kehidupan. Mereka belajar menerima kekalahan dengan lapang dada, merayakan kemenangan dengan rendah hati, dan memahami arti kerja sama,” tulisnya.
Acara penutupan pada Kamis (17/07) berlangsung meriah. Bupati Langkat yang diwakili Asisten III menyerahkan langsung piala kepada SMPN 1 Stabat sebagai juara pertama. Sorakan pendukung, tabuhan drum, dan kibaran bendera sekolah menghiasi momen tersebut.
Para peserta pun tampak antusias untuk melanjutkan perjuangan di tingkat provinsi. “Kami akan berlatih lebih keras. Target kami selanjutnya adalah membawa nama Langkat hingga tingkat nasional,” ujar Ahmad, pemain terbaik GSI 2025.
Panitia berharap kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan yang lebih besar dan melibatkan lebih banyak sekolah. “GSI ini adalah investasi jangka panjang. Siapa tahu, kelak dari sini lahir pemain yang memperkuat Timnas Indonesia,” pungkas Misno.
Kemeriahan GSI 2025 menjadi bukti nyata bahwa pembinaan generasi muda melalui olahraga masih sangat relevan dan penting. Dengan pembinaan yang berkesinambungan, Kabupaten Langkat optimis menjadi lumbung talenta sepak bola yang siap bersaing di masa depan.
Reporter: Suhendra
Editor: Misno Adi
