INformasinasional.com, LANGKAT – Ditengah derasnya arus sungai dan gelombang banjir yang mengisolasi pesisir Langkat, Pemerintah Kabupaten Langkat bergerak cepat. Tanpa banyak seremoni, Dinas Perhubungan Langkat atas perintah Bupati Langkat Syah Afandin, telah menembus jalur air dengan speed boat dan perahu kecil, mengirim logistik kekampung-kampung yang luluh lantak diterjang banjir.

Langkah ini menjadi penegas bahwa negara tak sekadar hadir dalam pidato, tapi menerobos air keruh, membawa beras, obat, dan selimut hingga kerumah-rumah yang tak lagi tersambung jalan darat.
Bencana banjir yang menghantam wilayah pesisir dan daerah aliran sungai di Langkat sejak 28 hingga akhir November 2025 membuat akses darat lumpuh total. Distribusi bantuan sempat tersendat. Namun Arie Ramadhany SIP selaku Kepala Dinas Perhubungan Langkat, memecah kebuntuan itu. Pada 1–3 Desember 2025, ia mengerahkan armada sungai menuju Desa Tanjung Ibus, Secanggang, dan sejumlah titik rawan lainnya sampai ke wilayah yang hanya bisa dijangkau melalui jalur air.
“Kalau menunggu jalan darat pulih, warga keburu kelaparan,” ujar seorang petugas lapangan yang ikut menumpang speed boat, menggambarkan situasi genting dilokasi.
Sejumlah perahu bermesin mengangkut beras, mie instan, air mineral, perlengkapan bayi, obat-obatan, hingga matras untuk warga yang sudah bermalam berhari-hari diposko darurat. Gulungan bantuan itu dibawa melawan arus banjir, dengan petugas yang bekerja sambil mengintai reruntuhan, pepohonan tumbang, dan arus deras yang bisa menggulingkan perahu kapan saja.
Operasi distribusi ini melibatkan tim gabungan. Dishub Langkat, tenaga kesehatan dari Puskesmas Secanggang, perangkat desa, dan relawan yang berjibaku sejak banjir pertama datang. Pendataan dilakukan dari rumah kerumah yang masih bisa diakses, memastikan tidak ada keluarga yang luput dari bantuan.
Pemerintah Kabupaten Langkat menyebut langkah distribusi melalui jalur sungai ini sebagai “upaya luar biasa disituasi luar biasa”. Seluruh upaya diarahkan untuk memastikan bantuan tidak hanya cepat tiba, tapi juga tepat sasaran.
“Solidaritas semua pihak adalah energi terbesar kami,” demikian pernyataan resmi Pemkab Langkat. Mereka mengapresiasi seluruh instansi dan warga yang bahu-membahu menembus banjir, mempercepat pemulihan, dan mengembalikan harapan warga yang rumahnya terendam.
Ditengah air yang belum sepenuhnya surut, satu hal menjadi jelas: Langkat mungkin dikepung banjir, tapi tak pernah ditinggalkan. Pemerintah, relawan, dan masyarakat bergerak dalam satu perahu secara harfiah, untuk memastikan setiap warga tetap selamat dan tidak sendirian menghadapi bencana.(Misno)






Discussion about this post