INformasinasional.com, TAPANULI UTARA –
Program sinergitas antara DPR RI Komisi VII bersama Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara dan Kementerian Perindustrian RI dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) petani kakao mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan masyarakat.
Dukungan terhadap penguatan sektor perkebunan kakao melalui peningkatan kapasitas petani tersebut disampaikan oleh anggota DPRD Tapanuli Utara, Oky Ohara Sibarani, SH, saat menghadiri pelepasan peserta pelatihan petani kakao asal Taput yang akan diberangkatkan ke Sulawesi Selatan.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Ir. Lamhot Sinaga, yang menggandeng Kementerian Perindustrian RI dalam mendukung pelatihan dan pengembangan kakao. Ini langkah strategis untuk memaksimalkan potensi unggulan daerah kita,” ujar Oky yang juga Ketua Komisi B DPRD Taput, Dapil V.
Menurut Oky, pelatihan ini menjadi bagian penting dalam membangun mindset generasi muda agar tidak hanya terpaku menjadi pegawai negeri atau pekerja swasta, namun berani memilih profesi sebagai petani kakao yang produktif dan modern.
“Penguatan SDM ini harus dijadikan momentum perubahan. Selama ini, minimnya edukasi menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas dan kuantitas kakao kita,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Oky menyebut bahwa kondisi petani kakao di Taput menghadapi berbagai tantangan, mulai dari pengelolaan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik komoditi, hingga keterbatasan akses terhadap bibit unggul, pupuk, dan pendanaan.
“Masalah-masalah klasik seperti tanah yang kurang subur, perubahan iklim, serta belum maksimalnya pendampingan teknis masih membelenggu. Maka, pelatihan ini diharapkan menjadi awal dari transformasi sektor perkebunan kakao di Taput,” tambahnya.
Sebagai bagian dari program pengembangan, sembilan petani kakao terpilih dari Taput akan mengikuti pelatihan di Cocoa Academy milik PT Mars Symbioscience Indonesia di Sulawesi Selatan. Program ini dijadwalkan berlangsung dari 15 Mei hingga 13 Juni 2025.
Para peserta berasal dari Kecamatan Purbatua (3 orang), Pahae Jae (4 orang), dan Garoga (2 orang). Mereka akan mendapatkan edukasi mulai dari teknik budidaya, manajemen lahan, pengendalian hama, hingga inovasi produk olahan kakao bernilai ekonomis tinggi.
“Transfer teknologi harus menjadi prioritas ke depan. Kita lihat hasil pelatihan ini nanti di lapangan, kemudian bersama pemerintah dan seluruh stakeholder, kita cari solusi atas tantangan yang masih ada, termasuk riset dan teknologi pendukung,” pungkas Oky.
Program ini diharapkan menjadi titik awal kebangkitan komoditi kakao sebagai salah satu sektor unggulan ekonomi Taput yang berdaya saing tinggi, serta mampu menarik kembali minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.
(Laporan: karmawan/glenn V S)