INformasinasional.com-DELI SERDANG. Tim gabungan Aparat Penegak Hukum (APH) menggerebek sebuah gudang pengoplosan gas bersubsidi di Jalan Jala 4, Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan. Proses penggerebekan yang dimulai sejak Senin (24/2/2025) hingga Selasa (25/2/2025) ini masih berlangsung, menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat.
Meskipun penggerebekan telah berlangsung lebih dari sehari, belum ada keterangan resmi mengenai alasan lamanya proses ini. Bahkan, Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Janton Silaban dan Kasat Reskrim AKP Riffi Noor tampak enggan memberikan banyak informasi kepada wartawan.
Ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, AKBP Janton Silaban hanya menyampaikan bahwa penggerebekan dilakukan oleh Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI dan belum ada tersangka yang diamankan. “Saat ini masih dilakukan pendataan jumlah tabung gas yang ditemukan di lokasi,” ujarnya. Sementara itu, AKP Riffi Noor tidak memberikan tanggapan apa pun terkait kasus ini.
Dalam operasi ini, petugas menemukan ratusan tabung gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kg serta tabung gas non-subsidi warna pink ukuran 5,5 kg dan tabung gas 50 kg. Selain itu, ditemukan pula berbagai peralatan pengoplosan seperti locis, segel, radio komunikasi, kartu identitas, buku catatan pengiriman, faktur bon, serta beberapa mobil pick-up yang diduga digunakan untuk distribusi.
Di lokasi penggerebekan, terlihat puluhan APH dari berbagai instansi, di antaranya Kapolsek Medan Labuhan Kompol T. Sibuea bersama Kanit Reskrim dan Bhabinkamtibmas, personel dari Kasi Intel 1 Kejaksaan Tinggi Sumut, Indra, pegawai Disperindag Sumut, Babinsa, serta sejumlah pria berpakaian preman yang diduga merupakan anggota Bais TNI.
Gudang Disebut Milik Mantan Polisi, Operasi Berlangsung Lama
Menurut informasi warga, gudang tersebut sudah lama beroperasi sebagai tempat pengoplosan gas bersubsidi. Gudang ini disebut-sebut disewa oleh seseorang berinisial Hus, yang dikabarkan merupakan mantan anggota kepolisian.
Setiap harinya, puluhan mobil, becak, dan sepeda motor terlihat keluar-masuk gudang, membawa tabung gas bersubsidi 3 kg yang diperoleh dari pangkalan dan warung-warung kecil. Gas dalam tabung melon ini kemudian dipindahkan ke tabung gas non-subsidi untuk dijual dengan harga lebih tinggi.
Masyarakat berharap aparat dapat mengusut tuntas kasus ini dan menindak tegas para pelaku yang diduga telah merugikan negara dan masyarakat kecil yang berhak menikmati subsidi. Hingga berita ini diterbitkan, tim APH masih berada di lokasi dan proses penyelidikan terus berlanjut.*
Discussion about this post