INformasinasional.com, SERDANG BEDAGAI— Heboh, tulang belulang manusia ditemukan didalam batang pohon aren/meegat. Secara logika, pohon aren itu mestinya hanya tumbang biasa, roboh diterpa angin puting beliung yang kerap melanda Serdang Bedagai. Tapi siapa sangka, dibatang yang retak, justru tersimpan rahasia mengerikan: kerangka manusia.
Penemuan pada Selasa, 9 September 2025 itu membuat geger Desa Pematang Ganjang, Kecamatan Sei Rampah. Video amatir yang memperlihatkan tulang-belulang tersembul dari batang pohon segera viral, memicu gelombang spekulasi, siapa korban itu, bagaimana ia bisa berada disana, dan mengapa baru terbongkar setelah dua tahun terkubur?
Kapolsek Firdaus, Sergai, AKP Ahmad Albar, mengaku tak pernah menduga kasus ini. Polisi memang sudah terbiasa menangani kriminal jalanan, tapi kerangka dalam pohon adalah cerita lain. “Benar ditemukan didalam pohon aren, tinggal tulang belulang saja,” katanya.
Penyelidikan awal menyimpulkan tulang itu kemungkinan sudah tersimpan dua tahun. Namun, kepastian hanya bisa diberikan lewat autopsi. Tim forensik dari RS Tebing dipanggil untuk membaca sisa-sisa tulang umur korban, jenis kelamin, hingga ada tidaknya tanda kekerasan.
Jika ditemukan bekas patahan akibat benda tumpul atau senjata tajam, jalannya penyelidikan bisa berbelok menjadi kasus pembunuhan. Tapi bila tidak, kemungkinan korban terjebak secara tak sengaja dalam batang pohon juga terbuka.
Kasus ini langsung menyeret memori warga pada deretan orang hilang di Sergai. Dua tahun lalu, seorang buruh tani dilaporkan raib sepulang dari kebun. Setahun kemudian, seorang remaja yang biasa menyadap nira tak pernah kembali kerumah.
Laporan-laporan itu tersimpan dimeja kepolisian, namun tak pernah terjawab. Keluarga korban pasrah, hingga kini hidup dengan tanda tanya. Penemuan tulang didalam pohon membuka kembali luka lama: apakah kerangka ini milik salah satu dari mereka?
“Kalau memang iya, kami hanya ingin kepastian,” kata seorang warga yang keluarganya hilang sejak 2023.
Bagaimana tubuh manusia bisa berada didalam batang pohon? Inilah misteri yang menghantui polisi dan warga. Ada tiga teori yang berkembang:
- Dimanipulasi manusia. Batang pohon yang berlubangi, tubuh korban dimasukkan, lalu dibiarkan menutup rapat. Cara ini lazim digunakan pelaku kriminal untuk menghilangkan jejak.
- Narasi mistis. Sebagian warga percaya korban adalah “tumbal” yang dikutuk pohon. Mitos lokal kerap mengaitkan aren dengan dunia gaib, tempat roh bersemayam.
Polisi, tentu saja, memilih jalur sains. Namun, mereka juga tahu tak mudah melawan arus keyakinan rakyat.
Video penemuan tulang ini menyebar seperti api dimusim kemarau. Gambar kerangka yang menyembul dari batang pohon membuat bulu kuduk berdiri. Media sosial penuh komentar, mulai dari rasa ingin tahu hingga teori liar.
“Ini orang yang dikutuk pohon,” kata seorang warga dalam video, suaranya parau. Yang lain menuding korban kriminal yang sengaja disembunyikan.
Desa Pematang Ganjang pun tak lagi tenang. Lokasi pohon aren berubah jadi objek wisata horor dadakan. Warga berbondong-bondong datang, sebagian berdoa, sebagian mencari sensasi. Polisi akhirnya memasang garis kuning agar kerumunan tak mengganggu penyelidikan.
Bagi kepolisian, kasus ini seperti benang kusut. Identitas korban belum jelas, motif tak diketahui, dan bukti hanya seonggok tulang rapuh.
Namun, mereka juga tahu, tanpa jawaban, publik akan terus dihantui spekulasi. “Hasil autopsi akan menjawab misteri ini,” kata Ahmad Albar.
Hasil forensik nantinya akan jadi pintu pembuka. Jika terungkap identitas korban, penyelidikan bisa dilanjutkan kemotif dan pelaku. Tapi bila tidak, penemuan ini hanya akan menambah satu lagi misteri tak terpecahkan ditanah Sergai.
Tulang belulang yang terbongkar dari batang pohon aren bukan sekadar sisa jasad manusia. Ia adalah simbol tentang hilangnya nyawa tanpa jawaban, tentang keluarga yang menunggu kepastian, dan tentang misteri yang selama ini dikubur rapi dibalik keheningan desa.
Apakah korban ini hanyalah bagian dari tragedi alam, atau justru saksi bisu kejahatan yang dibungkus rapat dua tahun lamanya?
Waktu, sains, dan keseriusan penyelidikan polisi akan menentukan. Tapi satu hal pasti, Sergai kini tak hanya dihantui pohon-pohon yang tumbang, melainkan juga rahasia gelap yang ikut roboh bersamanya.(Misno)