INformasinasional.com, Aceh Tamiang – Dua pekan pasca banjir bandang menyapu Aceh Tamiang, gelap masih menjadi penguasa malam. Ditengah tumpukan puing dan rumah yang porak-poranda, hanya sebagian kecil wilayah ibu kota Kuala Simpang yang kembali terang. Selebihnya? Hitam, anyir lumpur, dan bara kayu bakar dipinggir jalan.
Namun dari Jakarta, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan kabar manis, listrik Aceh sudah 93 persen menyala. Kabar yang sontak membuat warga tersentak, bukan lega, melainkan geram.
“Mentri Bahlel itu pembohong! Ko’ bisa Pak Prabowo masih memakainya sebagai menteri? Kami masih gelap gulita sudah hampir setengah bulan!” teriak puluhan warga Karang Baru saat ditemui Kamis (11/12/2025). Suara mereka memecah sunyi, ditemani api unggun sederhana dari kayu-kayu rumah yang ambruk dihantam air.
Pantauan lapangan menunjukkan ironi yang mencolok. Dari jembatan Sungai Tamiang hingga Mapolres Aceh Tamiang, sejumlah kantor pemerintahan justru telah kembali terang. Kompleks Pemkab Aceh Tamiang, Kantor PLN, Kantor Kejaksaan, Pengadilan Negeri, Beberapa ruko besar dikawasan utama
Namun beberapa meter saja meninggalkan jalur ini, kegelapan kembali menyergap. Permukiman warga tetap pekat.
Sementara itu, ratusan warga yang kehilangan rumah tidur ditenda pinggir jalan, ditemani asap kayu bakar. Kota seakan terbagi dua, cahaya untuk para penguasa, gelap untuk rakyat yang kehilangan segalanya.
“Sejak banjir datang, mati total. Gelap,” kata Udin, warga yang rumahnya berada dijalur banjir. Ia menegaskan, listrik baru hidup disebagian kecil titik dalam beberapa hari terakhir.
Diperbatasan Aceh Tamiang–Langsa, kondisi tak berbeda. Kota Langsa bahkan terlihat lumpuh, dengan sebagian besar wilayah juga masih gelap.
Kabag Protokol Setda Aceh Tamiang, Zuwan Fakhri, membenarkan bahwa wilayahnya masih dilanda pemadaman luas.
“Memang banyak yang masih padam. Kita sudah minta PLN percepat. Tapi dilapangan banyak infrastruktur rusak. Didekat rumah saya sendiri masih ada tiang roboh,” ujarnya.
Kerusakannya terbilang masif, puluhan tiang roboh, kabel putus terbenam lumpur, gardu distribusi rusak, panel terseret banjir.
Situasi yang membuat janji pemulihan “100 persen” terasa jauh dari kenyataan.
Janji Bahlil ke Prabowo Dipertanyakan ‘Ini Harus Diklarifikasi’
Puncak kontroversi terjadi ketika Presiden Prabowo Subianto menanyakan langsung pada Bahlil saat kunjungan ke Aceh, Minggu (7/12/2025):
“Lampu menyala sudah?”
“Siap, malam ini nyala semua, Pak. Seluruh Aceh, 93 persen.”
Namun Pemprov Aceh memberikan data yang bertolak belakang.
Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, menegaskan bahwa banyak warga kecewa.
“Potensi suplai listrik seluruh Aceh baru 60–70 persen. Banda Aceh bahkan baru 35–40 persen. Daerah terparah seperti Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Timur masih dibawah 40 persen,” jelasnya.
Kondisi ini, kata MTA, berpotensi memicu resistensi terhadap petugas PLN yang bekerja dilapangan. Karenanya, pernyataan Bahlil dinilai harus diklarifikasi demi meredam kemarahan publik.
Meski banjir telah surut, penderitaan warga Aceh Tamiang belum ikut surut. Tidak ada listrik berarti, tidak ada air bersih, tidak ada kulkas untuk mengawetkan makanan, tidak ada komunikasi, tidak ada rasa aman.
Dibanyak desa, malam menjadi ruang gelap bagi ketakutan dan kesedihan.
Dan bagi warga, pernyataan Bahlil bukan hanya salah, tapi menghina,
janji terang yang justru menambah gelap dihati para korban.(Misno)





Discussion about this post