INformasinasional.com – Humbahas – Gemuruh banjir bandang yang merenggut ratusan nyawa di kawasan Tapanuli menuai amarah politikus senior, Jhoni Allen Marbun. Ia mendesak Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah paling ekstrem: menutup seluruh izin usaha perusahaan yang dituding merusak hutan dan memicu bencana, terutama PT Toba Pulp Lestari (TPL).
“Saya prihatin. Ini tragedi kemanusiaan. Banyak korban jiwa, kerugian material, trauma, dan ini semua bukan bencana alam semata. Ini ulah para perambah hutan!” kata Jhoni Allen dengan nada meninggi saat dihubungi INformasiNasional.com, Selasa (2/12/25).
Menurut politisi Golkar itu, Presiden Prabowo sudah saatnya mengakhiri praktik perusakan lingkungan yang selama puluhan tahun membebani rakyat Tapanuli. “TPL sejak zaman bernama Indorayon sampai sekarang tetap saja merusak. Mereka kaya di atas penderitaan rakyat. Tutup saja!” tegasnya, menyindir keras perusahaan yang berkantor pusat di Porsea, Kabupaten Toba.
Jhoni Allen menegaskan, banjir bandang dan longsor yang menghajar berbagai daerah di Tapanuli bukanlah kejadian biasa.
“Ini kejadian luar biasa. Sudah lama saya meminta agar izin-izin perusahaan perusak lingkungan ditinjau bahkan dihentikan. Dampaknya sangat jelas. Ekosistem rusak total,” ujarnya.
Politisi vokal yang dikenal dekat dengan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia itu mengaku gerah melihat kampung halamannya hancur oleh aktivitas industri yang menurutnya tak memikirkan masa depan generasi Tapanuli.
“Kekhawatiran saya selama ini terbukti. TPL merusak bentang alam dari hulu sampai hilir. Generasi sekarang dan yang akan datang yang menanggungnya.”
Terkait alasan perusahaan bahwa ribuan pekerja lokal akan terdampak jika operasi ditutup, Jhoni Allen menyebutnya sebagai propaganda murahan.
“Apakah benar pekerja lokal sejahtera? Ini skema adu domba. Pengusaha selalu mengatasnamakan pekerja untuk menutupi kerusakan yang mereka lakukan. Perusahaan yang benar tidak merusak hutan!”
Ia menyebut TPL hanya mengeruk keuntungan tanpa kontribusi sepadan bagi daerah.
“Logikanya sederhana: uang mereka besar, kerusakan lebih besar. Jalan rusak, lingkungan hancur, masyarakat korban. Lalu apa kontribusi nyata mereka selama puluhan tahun?”
“Hitung Saja! Apa TPL Pernah Bertanggung Jawab?”
Jhoni Allen menantang publik dan pemerintah menghitung secara jujur apa yang telah diberikan TPL kepada negara dibanding kerusakan yang ditimbulkan.
“Kalau dihitung jujur sejak TPL berdiri, penerimaan negara tak ada apa-apanya dibanding dampak kerusakan hutan, banjir, longsor, dan korban jiwa. Mana tanggung jawab mereka?”
Ia menyebut kerusakan lingkungan dikawasan Danau Toba bukan hanya merugikan masyarakat, tetapi juga menghancurkan masa depan pariwisata nasional.
“Danau Toba itu potensi emas pariwisata. Tapi para perusak hutan merusaknya. Kalau dibiarkan, siapa yang masih mau datang? Ini ancaman langsung terhadap masa depan ekonomi rakyat Tapanuli.”
Diakhir pernyataannya, Jhoni Allen kembali menegaskan desakan kerasnya kepada Presiden Prabowo.
“Ini saatnya Presiden Prabowo menutup seluruh usaha yang merusak hutan. Jangan biarkan rakyat terus menjadi korban.”
(Laporan: karmawan)





Discussion about this post