INformasinasional.com, LANGKAT – Dipimpin Kasi Pidsus Kejari Langkat, Risky Ramdani SH, Kasi Intel Ika Lius Nardo SH MH dan Kasi Pidum, dan pengaman ketat dari TNI, Kejari Langkat, Kamis (11/9/2025) melakukan penggeledahan berkas terkait dugaan dugaan korupsi proyek pengadaan 312 unit papan tulis pintar (SMARTboard) senilai Rp 49,9 miliar di Dinas Pendidikan, untuk Sekolah Dasar dan SMPN serta SMPSwasta yang didanai dari APBD-P (DAU) 2024.
Seluruh ruangan kerja Plt Kepala Dinas Pendidikan, Ruangan Sekretariat, Ruangan kerja Supriadi selaku Kasi Kelembagaan Saranan dan Prasarana SD di Disdik Langkat yang disebut – sebut sebagai PPPK dalam pengadaan SMARTboard.
Tim penyidik Kejari Langkat mencari dan mengumpulkan dokumen penting yang berkaitan dengan pengadaan 312 unit SMARTboard. Dalam kasus ini, banyak oknum di Dinas Pendidikan maupun pejabat teras di Pemkab Langkat yang terlibat, salah satunya disebut-sebut berinisial FH.
Papan tulis pintar yang seyogyanya menjadi sarana canggih untuk memajukan mutu pendidikan di sekolah negeri, justru mendarat di enam sekolah swasta, dan 4 unit diantaranya nyasar ke sekolah milik oknum pejabat proyek itu sendiri.
Dari 312 unit, 300 unit masuk ke SMP Negeri, sementara sisanya 12 unit diberikan kesekolah swasta. Yang paling menyedot perhatian adalah SMPS Tunas Mandiri di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Pura. Sekolah ini menerima 4 unit sekaligus, padahal pemiliknya disebut-sebut tak lain adalah Supriadi SPd, sang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek SMARTboard.
Kasi Intelijen Kejaksaan Negeri Langkat Ika Lius Nardo SH MH ketika dihubungi membenarkan adanya penggeledahan di Dinas Pendidikan Langkat. “Ini masih dilakukan penggeledahan di instansi Dinas Pendidikan ini,”katanya.
Pantauan Informadinasional.com, Penyidik Kejari Langkat memboyong satu box besar dan koper berisi berkas penting dari beberapa ruang kerja di Disdik Langkat, termasuk dari ruangan kerja Supriadi.
Usai penggeledahan, Supriadi dengan mengenakan masker keluar dari kantor Disdik Langkat menuju sepeda motornya Yamaha NMax. Supriadi jadi objek foto bagi wartawan. Ketika ditanya, Supriadi hanya menghela nafas. ” Kalau sudah begini, cemana,” katanya singkat.
Tim Kejari Langkat langsung memboyong berkas dengan pengawalan ketat menuju kantor Kejari Langkat.(Misno)