INformasinasional.com-MEDAN. Kelangkaan gas elpiji 3 kg semakin menambah beban masyarakat di berbagai daerah. Antrian panjang yang mengular di pangkalan gas menjadi pemandangan sehari-hari, memaksa warga menunggu berjam-jam demi mendapatkan gas bersubsidi yang menjadi kebutuhan utama rumah tangga. Situasi ini memicu kekhawatiran dan kecurigaan adanya praktik mafia migas di balik krisis tersebut.
Ketua MIGAS Watch, Rion Arios, S.H., M.H., secara tegas menuding mafia migas sebagai aktor utama di balik kelangkaan ini. Ia mendesak pemerintah untuk segera bertindak memberantas praktik ilegal yang merugikan rakyat kecil.
[irp posts=”36776″ ]
“Lihatlah masyarakat yang harus antri panjang hanya untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg. Ini jelas ada penyebabnya. Siapa pelakunya? Tidak lain adalah mafia migas. Pemerintah harus segera bertindak untuk memberantas bandit-bandit ini,” tegas Rion Arios dalam pernyataannya, Senin (4/2/2025).
Menurut Rion, indikasi kuat keterlibatan mafia migas terlihat dari distribusi gas yang tidak merata. Ia menduga ada praktik penimbunan dan permainan harga oleh oknum-oknum tertentu yang menyebabkan krisis ini semakin parah.
“Distribusi gas elpiji 3 kg kerap tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan besar di tengah kesulitan rakyat. Pemerintah harus turun tangan, mengusut tuntas, dan menghukum pelaku yang terlibat,” lanjutnya.
Desakan Reformasi Tata Kelola Distribusi
Menyikapi situasi ini, Waliyono, salah satu aktivis MIGAS Watch, menekankan pentingnya reformasi tata kelola distribusi gas elpiji. Ia menilai Pertamina dan instansi terkait harus memperketat pengawasan untuk memastikan subsidi benar-benar sampai kepada masyarakat yang berhak.
“Masalah kelangkaan ini bukan sekadar urusan distribusi, tapi juga menyangkut lemahnya pengawasan. Pemerintah harus bekerja sama dengan aparat hukum untuk memberantas mafia migas hingga ke akarnya,” tegas Waliyono.
Kelangkaan elpiji 3 kg yang terus berlanjut telah menyebabkan lonjakan harga di beberapa daerah. Masyarakat kecil yang bergantung pada gas bersubsidi menjadi pihak yang paling dirugikan, karena harus menghadapi dua masalah sekaligus: kelangkaan dan harga yang melambung.
Solusi Konkret dari MIGAS Watch
Sebagai langkah awal, MIGAS Watch mengajukan sejumlah solusi untuk mengatasi krisis ini, antara lain:
- Audit Distribusi Gas: Pemerintah diminta melakukan audit menyeluruh terhadap rantai distribusi elpiji untuk mengidentifikasi potensi penyimpangan dan praktik curang.
- Pengawasan Ketat: Pangkalan dan agen penyalur gas harus diawasi secara ketat, terutama di wilayah yang rawan penimbunan.
- Sanksi Tegas: Pemberian hukuman berat kepada pelaku penimbunan dan spekulan harga gas agar menimbulkan efek jera.
MIGAS Watch berharap dengan langkah-langkah tersebut, kelangkaan elpiji 3 kg dapat segera teratasi. Pemerintah diharapkan bertindak cepat dan tegas demi memastikan kebutuhan energi masyarakat terpenuhi tanpa harus menghadapi antrian panjang maupun harga yang tidak wajar.
(Hendra)