INformasinasional.com, Banyuwangi – Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soejanto Tjahjono menyebutkan ada tiga tahapan investigasi untuk mengungkap penyebab pasti tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, pada Rabu, 2 Juli 2025.
“Fase yang pertama sudah kami lakukan dengan memintai keterangan sejumlah korban penumpang selamat dan juga ABK/kru kapal,” ujar dia kepada wartawan di Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa.
Dalam investigasi pada fase pertama yang dilakukan lembaga non-struktural itu, lanjut Soejanto Tjahjono, selain mewawancarai penumpang dan kru selamat juga berdiskusi dengan pihak perusahaan pelayaran.
Selain itu, kata dia, petugas KNKT juga melakukan investigasi terhadap operator Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, dan bahkan KNKT sudah mendapatkan video saat KMP Tunu Pratama Jaya menata angkutan kendaraan sebelum bertolak dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk (Bali).
“Selanjutnya kami juga akan memintai keterangan Biro Klasifikasi Indonesia atau BKI di Jakarta, mengenai history kapal tersebut saat perawatan (docking) yang terakhir pada Oktober 2024, kami akan tanyakan temuan saat perawatan dan dokumen operasional,” ujar Soejanto Tjahjono.
Informasi yang diterima KNKT dari hasil investigasi, kata dia, juga mendapatkan ada faktor gelombang cukup besar pada saat tragedi tenggelamnya KMP Tunu.
“Tapi sejauh ini kami masih akan mempelajari apakah kapal tersebut dalam desainnya mampu mengarungi gelombang setinggi, kami juga belom bisa mengatakan itu, karena harus melihat rancangan kapal seperti apa,” kata dia.
Soejanto Tjahjono menambahkan, untuk tahapan selanjutnya adalah menganalisa, lalu fase temuan dan kesimpulan serta rekomendasi.
“Mengenai waktunya kapan, kadang tiga hari sampai dua minggu, tergantung kompleksitasnya, kami juga kerja sama dengan universitas,” kata dia.
KMP Tunu Pratama Jaya yang mengangkut 53 penumpang dan 12 ABK/kru dan 22 unit kendaraan itu tenggelam setelah sekitar 30 menit bertolak dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk.
Sampai dengan Selasa (8/7) malam, korban ditemukan selamat 30 orang, 10 orang korban ditemukan meninggal dan 25 korban masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian.(Ant)