Profil Desa Kwala Gebang
INformanasional.com. Di segmen “Potret Desa Nusantara”, hari ini kami ajak Anda menelusuri jejak inspiratif dari sebuah desa yang terletak di ujung timur Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, sebuah desa pesisir yang bukan hanya kaya akan hasil laut, tetapi juga semangat persatuan dan perubahan. Inilah kisah Desa Kwala Gebang.
Di tengah hempasan ombak Selat Malaka dan aliran Sungai Serapuh, Desa Kwala Gebang berdiri gagah di Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat. Luasnya mencapai 810 hektare, dihuni oleh hampir 1.700 jiwa yang tersebar di tiga dusun, dan hidup berdampingan dalam keberagaman yang harmonis.
Melayu, Jawa, Tionghoa, hingga Karo, Mandailing, dan Batak, semua menyatu. Tak ada sekat di antara mereka. Justru, perbedaan menjadi kekuatan sosial yang memperkuat fondasi desa.
[irp posts=”41702″ ]
85 persen warganya menggantungkan hidup dari laut. Dari nelayan tangkap, buruh nelayan, hingga pembudidaya udang paname di tambak-tambak produktif. Ladang sawit juga tumbuh subur di Dusun II dan III, menjadi tambahan denyut ekonomi rakyat.

Tapi Kwala Gebang bukan sekadar penghasil hasil laut mentah. Di balik rumah-rumah sederhana, industri rumahan tumbuh. Terasi, kerupuk udang, hingga ikan asin diproduksi dengan resep turun-temurun. Produk mereka bahkan menembus pasar Jawa.
Sejak tahun 2020, desa ini juga memiliki objek wisata unggulan, Pantai Pasir Hitam di Dusun III. Dikelola secara swadaya, pantai ini menjadi tempat rekreasi dan sumber tambahan pendapatan bagi warga.
[irp posts=”41649″ ]
Di sela aktivitas laut, sebagian warga juga menjadi pengrajin lidi sawit, pedagang sembako, hingga agen BRI Link. Walau tergolong pedalaman, Kwala Gebang tak kehilangan koneksi dengan perkembangan zaman.

Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Bustami selama tiga tahun terakhir, infrastruktur desa pun semakin membaik. Jalan-jalan rabat beton, paping blok antar dusun, dan perumahan layak huni kini jadi bukti nyata pembangunan yang berpihak pada rakyat.
Namun, di balik semua kemajuan itu, Kwala Gebang tetap menjaga akar budayanya. Setiap pertengahan Juli, digelar tradisi Jamu Laut, ritual doa bersama untuk keselamatan nelayan dan kemakmuran desa. Tradisi ini merekatkan kebersamaan dan spiritualitas warga.
[irp posts=”41563″ ]
Di Dusun I dan III, berdiri Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Ikan sembilang, kerapu, udang tiger, dan belanak ditawarkan setiap pagi, masih menggunakan alat tangkap tradisional sebagai bentuk pelestarian cara lama yang ramah lingkungan.

Kwala Gebang adalah bukti bahwa desa tak hanya bisa tumbuh, tapi juga menjadi inspirasi. Sebuah rumah besar bagi semua yang tinggal di mana nilai kebersamaan lebih berharga dari sekadar pembangunan fisik.
Desa Kwala Gebang mengajarkan kita, bahwa kekuatan pembangunan sejati terletak pada harmoni manusia dengan alam, dan semangat gotong royong yang terus dijaga. Dari Langkat, kita belajar: membangun desa bukan soal mengejar kota, tapi merawat jati diri dan membagi harapan.
Saya: Timmy Muharram dan Misno Adi], sampai jumpa di edisi berikutnya hanya di INformanasional.com.