INformasinasional.com, LANGKAT — Dentuman keras mengguncang Langkat, Sumatera Utara, Jumat pagi (27/6/2025), memecah keheningan desa-desa sekitar Kecamatan Hinai dan Padang Tualang. Bukan letusan gunung berapi atau gempa bumi, tetapi ledakan hasil pemusnahan 20 batang bom mortir jenis Aircraft peninggalan Perang Dunia II yang ditemukan terkubur di lahan perkebunan PT Langkat Nusantara Kepong (LNK).
Suara ledakan terdengar hingga radius 3 kilometer, sementara getaran yang ditimbulkan terasa hingga 5 kilometer, membuat seng rumah warga bergetar dan burung-burung beterbangan panik. “Dua kali ledakan terdengar sangat keras. Yang pertama seperti petir raksasa. Burung-burungku stres semua,” ungkap Tuah (35), warga Desa Padang Tualang.
Pemusnahan dilakukan oleh Tim Penjinak Bom (Jibom) Satuan Gegana Brimob Polda Sumatera Utara, setelah benda mematikan itu ditemukan beberapa hari sebelumnya. Disposal dilakukan diareal kosong milik PT LNK, yang sudah disterilisasi dan jauh dari pemukiman warga.
“Benar, telah dilakukan disposal terhadap 20 batang bom mortir. Lokasi pemusnahan aman, di area steril dan tidak dekat dengan rumah penduduk,” ujar Kanit Reskrim Polsek Hinai, Ipda Muhamad Taufan.
Namun meski aman dari segi lokasi, daya ledak bom tua itu tak main-main. Ahmad Suwandi (67), warga Desa Batu Melenggang yang berjarak sekitar 2 kilometer dari lokasi peledakan, mengaku kaget dan sempat mengira terjadi bencana alam. “Tanah bergetar, atap rumah berderak. Saya sempat keluar rumah karena takut,” katanya.
Kronologi Penemuan Bom
Penemuan ini bermula pada Selasa (24/6/2025), ketika seorang centeng Divisi I PT LNK bernama Suheri menerima informasi dari warga tentang adanya benda logam mencurigakan yang terkubur di tanah. Informasi itu rupanya telah beredar sejak beberapa bulan lalu, setelah warga yang mencari besi tua menggunakan metal detector menemukan tiga buah bom dan memilih menguburnya kembali karena takut.
Mendengar laporan tersebut, Suheri bersama sejumlah warga menuju lokasi, menggali tanah sedalam hampir setengah meter, dan kembali menemukan benda mirip bom. Penemuan itu segera dilaporkan ke asisten divisi dan personel BKO TNI yang berjaga di area kebun. Aparat bergerak cepat, melakukan penutupan jalur dan mengamankan area sepanjang 1 kilometer dari titik penemuan.
Tak lama kemudian, Tim Jibom Brimob Polda Sumut turun tangan. Setelah melakukan identifikasi awal, mereka menyimpulkan bahwa benda tersebut adalah bom mortir aktif, jenis Aircraft, peninggalan masa Perang Dunia II.
Pada Jumat pagi, sekitar pukul 10.30 WIB, disposal dilakukan secara hati-hati dengan teknik ledakan terkendali. Proses ini dilaksanakan sesuai SOP, dengan memastikan radius aman dan jalur keluar-masuk warga sudah ditutup total.
Kapolres Langkat, AKBP David Trio Prasojo, dalam keterangannya menyatakan bahwa tindakan pemusnahan dilakukan untuk mencegah bahaya yang lebih besar. “Kami langsung koordinasi dengan tim Jibom begitu laporan masuk. Semua proses dilaksanakan profesional dan sesuai prosedur. Kami imbau masyarakat tetap tenang,” katanya.
Ketika ditanya tentang kekuatan daya ledak bom dan kemungkinan adanya bom lain di area kebun, Kapolres menyatakan pihaknya masih menunggu hasil identifikasi dari tim ahli. “Kami tidak bisa memberikan informasi teknis soal jenis dan daya ledak hingga hasil lengkap keluar,” imbuhnya.
Yang menarik, ini bukan pertama kalinya bom jenis serupa ditemukan di perkebunan PT LNK. Pada November 2022, dua karyawan kebun juga menemukan satu bom kuno di Divisi II Desa Perkebunan Tanjung Beringin. Namun, skala penemuan kali ini jauh lebih besar—dengan 20 bom aktif yang ukurannya disebut setara paha orang dewasa dan terkubur sedalam 40–60 cm.
“Kalau sekarang, ini luar biasa. Kami tidak menyangka ada sebanyak itu dan semua aktif. Ini sangat serius,” ungkap seorang warga yang melihat proses penggalian dari jarak aman.
Belum diketahui secara pasti apakah masih ada bom serupa di area perkebunan lainnya. Pihak kepolisian dan tim Jibom masih melakukan penyisiran dan pendataan di lokasi untuk memastikan tidak ada sisa bahan peledak lain yang tertinggal.
Sementara itu, warga diminta tidak mendekati lokasi yang dicurigai mengandung logam berat atau benda asing tanpa sepengetahuan pihak keamanan. “Jika ada bau logam menyengat atau bentuk benda aneh di tanah, segera laporkan, jangan pernah mencoba menggali atau memindahkan sendiri,” pesan Ipda Taufan.
Penemuan bom ini menjadi pengingat bahwa sisa-sisa konflik masa lalu masih bisa menjadi ancaman nyata di masa kini. Profesionalisme aparat, kerja sama masyarakat, dan kewaspadaan menjadi kunci utama agar kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa.?(Misno Adi)