INformasinasional.com, Langkat —
Dengan langkah terseret arus dan angin sore yang menusuk kulit, Bupati Langkat H Syah Afandin SH kembali menembus daerah terisolir yang hingga hari ini masih terkepung banjir. Rabu (3/12/2025) sore, jalur utama Stabat–Tanjung Pura masih lumpuh. Namun, Afandin memilih jalan memutar, lebih tepatnya, melintas diatas sebuah getek rapuh di Desa Hinai Kiri, Kecamatan Secanggang, demi sampai ke Pantai Cermin, desa yang hampir dua pekan terputus dari dunia luar.
Akses itu bukan sekadar sulit, melainkan nyaris mustahil. Gelombang kecil sesekali menggoyang getek yang mengangkut orang nomor satu di Langkat itu. Tetapi Afandin tetap melaju. “Warga disana menunggu,” katanya singkat.
Begitu menginjak Pantai Cermin, suara warga langsung pecah. Ratusan orang berkerumun membawa keluh kesah, daftar kebutuhan, dan kecemasan. Mereka merasa sebagian titik belum tersentuh bantuan. Aduan itu tak butuh waktu lama untuk membuat Afandin bereaksi.
Ia langsung memanggil Kepala Desa Pantai Cermin, M Taufiq. Nada suaranya meninggi, tegas, dan tanpa jeda.
“Saya tidak mau dengar lagi ada posko yang tidak mendapat bantuan,” katanya, membuat suasana seketika hening.

Pemkab Langkat hari itu membawa paket bantuan dalam jumlah besar, beras, telur, minyak goreng, mie instan, kids ware, family kit, selimut, hingga kasur lipat. Bukti bahwa pemerintah daerah tidak datang sekadar meninjau, melainkan membawa solusi nyata untuk malam-malam panjang yang harus dilalui warga dipengungsian.
Afandin juga memastikan suplai obat-obatan dan perlengkapan tidur tetap tersedia. “Manfaatkan bantuan ini sebaik-baiknya. Kalau kurang, laporkan. Saya pastikan ditambah,” katanya.
Ditengah suasana banjir yang menyesakkan, suara seorang perempuan memecah gelap awan. Ibu Nur, perwakilan warga Pantai Cermin, berterima kasih sambil menahan haru.
“Selama Bupati datang, kami tidak takut kelaparan,” ucapnya. “Kehadirannya jadi semangat bagi kami di Pantai Cermin.”
Kunjungan itu, meski hanya beberapa jam, memberi pesan yang jauh lebih besar dari tumpukan logistik: pemerintah tidak absen. Tidak berpaling. Tidak membiarkan satu pun warganya bertahan sendirian.
Ditengah akses lumpuh dan bantuan yang harus diangkut lewat jalur darurat, kehadiran Syah Afandin di desa terisolir menjadi pengingat bahwa dalam bencana paling berat sekalipun, negara setidaknya dalam bentuk seorang bupati, masih berjalan menembus air untuk memastikan tak ada yang tertinggal.(Misno)






Discussion about this post