INformasinasional.com, DELI SERDANG – Pemandangan dramatis bak film aksi terjadi di Jalan Sei Petani, Kecamatan Kutalimbaru, Kamis (14/8/2025). Ribuan personel TNI, Polri, dan Satpol PP bersenjata lengkap mengepung sebuah bangunan megah. Bukan rumah bandar narkoba kelas kakap, melainkan markas resmi DPD GRIB Jaya Sumut yang diresmikan langsung oleh Hercules tahun lalu!
Namun siapa sangka, di balik plang organisasi, aparat menemukan fakta mengejutkan: markas itu berubah jadi diskotik ilegal bernama Marcopolo dan sarang peredaran narkoba!
Sekjen DPP GRIB Jaya, Zulfikar, yang datang langsung ke lokasi, mengaku terkejut dan “tidak tahu-menahu” soal perubahan fungsi markas. “Awalnya ini murni kantor GRIB. Kami baru tahu setelah polisi menunjukkan bukti-bukti yang tidak bisa dibantah,” katanya.
Ketegangan memuncak ketika Zulfikar berdebat sengit dengan pejabat Pemprov Sumut. Perdebatan panas ini berlangsung di bawah tatapan ratusan anggota Ormas dan ribuan aparat yang siap menyerbu.
Puncaknya, Gubernur Sumut Bobby Nasution datang bersama Pangdam I/Bukit Barisan, Kapolda Sumut, Kajati Sumut, hingga para bupati dan Ketua DPRD Sumut. Bobby langsung memberi perintah tegas: “Masukkan alat berat! Eksekusi sekarang!”
Menurut Bobby, hasil penyelidikan menunjukkan tak ada izin bangunan, tak ada izin hiburan malam, dan yang lebih memalukan di dalam ‘kantor Ormas’ ditemukan set alat DJ dan speaker raksasa. “Saya belum pernah lihat kantor Ormas ada alat DJ. Kegiatannya sudah jelas,” sindirnya pedas.
Kapolda Sumut menambahkan, lokasi itu juga digunakan sebagai tempat transaksi narkoba. Bobby pun mengajak warga melapor jika menemukan markas narkoba lain.
Setelah negosiasi buntu, alat berat merangsek masuk. Tembok demi tembok runtuh, debu membumbung, anggota Ormas terpukul mundur. Zulfikar hanya bisa pasrah. “Kami sudah berusaha mediasi, tapi gagal. Kami ikhlas markas ini dibongkar,” ujarnya.
Kasus ini menjadi tamparan keras bagi citra ormas di Sumut. Sebuah bangunan yang dahulu diresmikan penuh kebanggaan, kini roboh dengan label memalukan: diskotik ilegal dan sarang narkoba.
Eksekusi ini menandai pesan tegas Bobby Nasution: “Tidak ada tempat bagi narkoba dan hiburan malam ilegal di Sumatera Utara, apalagi jika berlindung di balik bendera organisasi!”(Misnoadi)