INformasinasional.com, JOGJA – Megawati Soekarnoputri kembali mengukuhkan dominasinya dalam politik nasional setelah resmi dikukuhkan sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) periode 2025-2030 dalam Kongres ke-6 yang digelar megah di Nusa Dua Bali Convention Center, Jumat (1/8/2025). Keputusan aklamasi ini tak hanya menegaskan loyalitas penuh kader kepada Megawati, tetapi juga memunculkan perbincangan soal arah baru politik PDIP ditengah lanskap kekuasaan nasional pasca Pemilu 2024.
Kongres ini dihadiri jajaran elite PDIP dari seluruh Indonesia: Ketua, Sekretaris, Bendahara (KSB) DPD, DPC, hingga pengurus DPP partai. Ketua Steering Committee Kongres ke-VI, Komarudin Watubun, menegaskan pengukuhan Megawati sebagai formalitas dari hasil Rakernas sebelumnya.
“Karena memang sudah terpilih di Rakernas kemarin, ini hanya pengukuhan. Forum Kongres tinggal menetapkan secara resmi. Saya juga tidak menyangka secepat ini, padahal kita setting sampai pukul 23.00 malam,” ujar Komarudin.
Pengukuhan Megawati untuk kelima kalinya memimpin PDIP dianggap sebagai bukti kuatnya kontrol politik yang ia miliki ditubuh partai. Sejumlah pengamat menilai, dominasi Megawati bukan hanya hasil dari loyalitas kader, tetapi juga keberhasilannya menjaga PDIP sebagai kekuatan politik terbesar di Indonesia selama dua dekade terakhir.
Megawati adalah figur sentral yang menjadi perekat PDIP. Pengukuhan ini adalah langkah strategis bagi PDIP untuk menghadapi peta politik nasional yang kian dinamis, terutama dalam hubungan partai dengan pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto.
Dalam pidatonya di Bimtek PDIP di Sanur, Bali, Rabu (30/7/2025), Megawati memberi peringatan keras kepada seluruh kader soal ancaman rapuhnya persatuan bangsa. Mengutip ajaran Bung Karno, ia menegaskan bahwa partai politik adalah tiang negara yang harus dijaga kekokohannya.
“Kalau tiangnya rapuh, negara bisa runtuh. Kita pernah dijajah 3,5 abad, apa kita mau dijajah lagi? Jangan! Karena penjajahan itu sakit sekali,” tegasnya.
Ia menyoroti fenomena “penjajahan gaya baru” yang menurutnya dapat menggerogoti kedaulatan bangsa, termasuk intervensi asing dibidang politik dan ekonomi. Megawati juga menekankan pentingnya disiplin partai. “Partai ini harus makin besar, jangan mengecil. Kalian harus merasa satu keluarga, bergotong-royong. Kalau begitu, rakyat akan ikut bersama kita,” ujarnya.
Kongres ke-6 PDIP juga diyakini menjadi forum konsolidasi untuk menentukan langkah politik partai dalam lima tahun mendatang. Meski PDIP tidak berada dalam lingkar kekuasaan eksekutif pasca kemenangan Prabowo Subianto, partai ini tetap memegang peran penting sebagai kekuatan oposisi terbesar di parlemen.
Dengan kembali terpilihnya Megawati, PDIP dihadapkan pada tantangan besar: menjaga soliditas internal, melakukan regenerasi kepemimpinan, serta menegaskan peran strategisnya dalam peta politik nasional. Loyalitas kader terhadap Megawati mungkin tak perlu diragukan, namun pertanyaan besar yang mengemuka adalah: apakah PDIP mampu bertransformasi menghadapi era politik baru yang lebih dinamis dan kompetitif?
(Redaksi INformasinasional.com)