INformasinasional.com-MEDAN. Museum Al-Qur’an Sumatera Utara (Sumut) resmi meluncurkan pembuatan Mushaf Al-Qur’an Sumatera Utara, sebuah mushaf tulisan tangan yang dihiasi iluminasi dari Al-Qur’an kuno koleksi museum yang telah berusia ratusan tahun.
Acara peluncuran ini dipimpin oleh Ketua Dewan Pembina Museum Al-Qur’an, Prof. Sabrina, di Museum Al-Qur’an, Komplek Gedung Serbaguna, Jalan Williem Iskandar, Kabupaten Deli Serdang, Selasa (25/3). Mushaf ini ditulis di atas kertas khusus berbahan serat kayu berukuran 80×100 cm sebelum dicetak dan disebarluaskan.
Upaya Pelestarian Warisan Islam
Prof. Sabrina menyampaikan bahwa pembuatan mushaf ini adalah cita-cita sejak pendirian Museum Al-Qur’an Sumut. “Museum ini tidak hanya melestarikan mushaf kuno, tetapi juga dapat memproduksi Mushaf Al-Qur’an baru dengan tulisan tangan dan iluminasi indah,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pemilihan bahan dari kulit kayu dan serat kayu bertujuan untuk menjaga keawetan mushaf hingga ratusan tahun mendatang, sebagaimana mushaf-mushaf kuno yang telah bertahan selama berabad-abad.
Dukungan Konservasi dan Pameran di Museum Nasional
[irp posts=”38889″ ]
Kepala Museum Al-Qur’an Sumut, Prof. Dr. Ichwan Azhari, mengungkapkan bahwa koleksi museum saat ini tengah dipersiapkan untuk dipamerkan dalam Pameran Peradaban Islam di Museum Nasional, Jakarta.
“Kami berharap langkah ini menjadi jalan bagi Kementerian Kebudayaan RI untuk turut serta dalam upaya konservasi koleksi mushaf kuno yang kita miliki,” kata Ichwan.
Ia juga menyebut bahwa lima mushaf koleksi Museum Al-Qur’an Sumut akan dipamerkan bersama mushaf-mushaf bersejarah dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, ia berencana berkomunikasi dengan pihak Museum Nasional agar Mushaf Al-Qur’an Sumut juga dapat dipajang, sejajar dengan Mushaf Istiqlal dari era Presiden Soeharto dan Mushaf Al-Qur’an Pusaka Indonesia dari masa Presiden Soekarno.
Teknik Pembuatan dan Koleksi Bersejarah
Pelukis mushaf Juz Pertama, Ustaz Abdurrahman, menjelaskan bahwa Sumut memiliki 15 koleksi mushaf tua yang telah berusia lebih dari satu abad, mencerminkan keberagaman mushaf di setiap daerah.
“Mushaf Al-Qur’an Sumut ini ditulis di atas kertas muqohad, yang berasal dari serat kayu dan dilapisi putih telur agar lebih mengilap serta tahan lama,” ungkapnya.
Peluncuran mushaf ini ditandai dengan pembubuhan titik pada huruf Ba dalam Bismillahirrahmanirrahim dan huruf Dho dalam surat Al-Fatihah oleh Ketua Dewan Pembina Museum Al-Qur’an Sumut, Prof. Sabrina, sebagai simbol dimulainya proses penulisan mushaf bersejarah ini.
Dengan peluncuran mushaf ini, Museum Al-Qur’an Sumut semakin mengukuhkan perannya dalam menjaga dan melestarikan warisan Islam, serta memberikan kontribusi dalam pengembangan seni mushaf tulisan tangan di Indonesia.(Bobby)