INformasinasional.com-Pasaman Barat–Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat resmi memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir dan longsor selama tujuh hari, terhitung 2 hingga 8 Desember 2025, sebagai upaya lanjutan dalam penanganan darurat atas bencana hidrometeorologi yang melanda wilayah tersebut sejak akhir November.
Kepala Pelaksana BPBD Pasaman Barat, Jhon Edwa, Selasa (2/12/2025) di Simpang Empat mengatakan bahwa perpanjangan masa tanggap darurat ini diperlukan mengingat masih adanya korban yang belum ditemukan serta kerusakan infrastruktur yang cukup parah.
“Perpanjangan ini sangat penting terutama untuk mendukung proses pencarian dan pertolongan korban longsor di Talamau. Masih ada empat warga yang dinyatakan hilang dan tim kami terus melakukan upaya evakuasi,” ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah Daerah telah menetapkan masa tanggap darurat pada 24–25 November 2025, setelah banjir dan longsor melanda sejumlah kecamatan dan menyebabkan kerusakan signifikan pada pemukiman, fasilitas umum, dan infrastruktur utama.
BPBD mencatat sedikitnya dua orang meninggal dunia akibat bencana tersebut, sementara empat orang lainnya hilang dan masih dalam pencarian. Selain itu, ada empat orang yang sempat menjalani rawat inap namun telah dipulangkan, sedangkan 990 warga lainnya menjalani rawat jalan.
Lebih dari 4.791 jiwa terpaksa mengungsi, dan total 57.657 jiwa terdampak langsung oleh banjir dan longsor.
Kerusakan pada sektor perumahan meliputi: 2.918 unit rumah terendam, 48 unit rusak berat, 16 unit rusak sedang, dan 9 unit rusak ringan, serta 4 unit rumah hanyut terbawa arus.
Di sektor pendidikan dan pemerintahan, terdapat 27 sekolah terendam serta 1 kantor pemerintah yang mengalami kerusakan.
Untuk infrastruktur vital lainnya, BPBD melaporkan kerusakan meliputi: 8 jembatan rusak, 11 ruas jalan terputus atau rusak berat, 20 jaringan irigasi rusak, dan 22 titik pengamanan pantai terdampak, serta 7 lokasi Sistem Penyediaan Air Minum (PDAM) yang tidak berfungsi.
Tak hanya itu, sektor pertanian juga ikut terdampak dengan 622,2 hektare sawah dan 70 hektare lahan jagung terendam banjir, menyebabkan potensi kerugian pada produksi pangan daerah tersebut.
Sedangkan estimasi kerugian sementara akibat kerusakan infrastruktur dan fasilitas umum diperkirakan mencapai Rp 527.182.000.000. Angka ini diperkirakan masih dapat bertambah seiring proses pendataan lanjutan.
Kondisi Terkini: Cuaca Membaik, Genangan Surut
Menurut BPBD, cuaca ekstrem yang melanda sejak minggu ketiga November sudah mulai menunjukkan perbaikan. Genangan air di beberapa titik sudah mulai surut, terutama di wilayah pesisir.
“Alhamdulillah, kondisi cuaca mulai membaik. Banyak warga di daerah pinggir pantai dan sungai sudah bisa kembali ke rumah mereka,” kata Jhon Edwa.
Namun demikian, pihaknya menegaskan bahwa proses pendataan kerusakan rumah warga masih berlangsung.”Kita masih menghitung tingkat kerusakan rumah secara menyeluruh. Ini penting agar nanti bantuan dapat disalurkan tepat sasaran,” tambahnya.
Hingga kini, sejumlah akses jalan masih tertutup akibat longsor, termasuk pada jalur utama dari Simpang Empat menuju Panti yang tertutup di dua titik. Tim gabungan terus melakukan pembersihan material longsor dan membuka jalur agar distribusi bantuan dapat kembali lancar.
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat menegaskan komitmennya untuk memastikan keselamatan warga serta mempercepat proses pemulihan pascabencana.
Reporter: SYAFRIZAL






Discussion about this post