INformasinasional.com-BATU BARA. Penyelenggaraan pemilu bebas Korupsi, Kolusi, dan Neporisme (KKN) dalam pesta demokrasi 2024 tanpaknya masih sebatas isapan jempol. Karena, slogan Pemilu bersih, jujur dan adil tampaknya baru sebatas lipstik, dan jauh dari harapan. Diduga, sejak awal perekrutaran calon Komisoner KPU Kabupaten Batu Bara sebagai Penyelenggara Pemilu 2024 sudah nampak terkesan dipolitisasi, berdasarkan ‘kaca mata’ yang masuk dalam 10 besar bursa calon Komisioner KPU
Dari 10 kandidat calon, terdapat 3 nama yang sangat asing dan tidak pernah terdengar di Kabupaten Batu Bara. Ketiga nama dimaksud diduga berada pada nomor urut 4, 8 dan 10.
Anehnya lagi, nomor urut 10 diketahui telah terdaftar dalam DPT Pemilu serentak di Kota Pematang Siantar.
[irp posts=”14201″ ]
Hal itu membuat beberapa tokoh dan pemerhati di Kabupaten Batu Bara meminta agar timsel benar-benar melaksanakan tupoksinya.
Tiga nama dimaksud diduga tiba-tiba menjadi warga Kabupaten Batu Bara menjelang pengumuman seleksi calon anggota KPU Batu Bara.
Menanggapi hal itu, Hermansyah Simanjuntak salah seorang tokoh masyarakat Kabupaten Batu Bara memberikan reaks
“Timsel dan KPU harus melakukan penelitian seksama untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar di masyarakat. Kalau ternyata benar ada 3 nama warga asal luar Batu Bara yang mendompleng ikut calon anggota KPU dari Kabupaten Batu Bara tentu tidak etis. Mengapa mereka bisa masuk menjadi warga Batu Bara secara mendadak? Apa rencana mereka dan siapa dibelakang mereka, ” kata Hermansyah, Jumat (27/10/23)
Menurut Hermansyah, bila memang ketiga nama yang ikut calon anggota KPU Batu Bara memang benar-benar dititipkan ke Batu Bara, tentu sangat merugikan calon anggota lainnya yang benar-benar warga Kabupaten Batu Bara.
“Ini tidak dibenarkan. Ketiga nama tersebut harus dicoret dari daftar 10 besar calon anggota KPU Batu Bara”, pungkasnya.
Sementara, Sultan Aminuddin alias Ucok Kodam selaku putra asli Batu Bara yang juga merupakan Ketua DPD Lembaga Pengawal Hak Publik. menegaskan, jangan karena kepentingan sesaat, kearifan lokal yang sudah diporsikan dalam pasal 11 PKPU Nomor 13 tahun 2007, kemudian dirusak cuma karena politisasi.
“Ini kan wajib kita pertanyakan, ketika ada 3 orang yang bisa dianggap sebagai penyusup dikarenakan pindah tiba-tiba dan jadi warga siluman, lalu mendaftar sebagai komisioner KPU Batu Bara dengan bermodalkan syarat sebagai penduduk setempat hanya dengan pembuktian kepemilikan KTP”, kata Ucok Kodam dengan nada kesal.
Terkait hal itu, ianya mengundang perhatian beragam kalangan, untuk menyikapi permasalahan tersebut demi terwujudnya pemilu yang jurdil tanpa masalah.
Selanjutnya Ucok Kodam juga menguraikan, berdasarkan dari hasil investigasinya didapati bahwa ketiganya masih terdaftar di DPT (Daftar pemilih tetap) masing-masing asal daerah mereka. Dimulai dari nomor urut 4 dalam daftar lolos sementara seleksi penerimaan calon Komisioner KPU Batu Bara atas nama ABS, bahwa bersangkutan asli pindahan dari kabupaten Simalungun sebelum dia mendaftarkan diri sebagai Calon Komisioner KPU Batu Bara.
Demikian pula halnya dengan calon nomor 8 atas nama MH, bahkan MH sendiri masih terdaftar sebagai Komisioner Panwas disalah satu Kecamatan di Kabupaten Asahan bahkan istri beserta anaknya masih memakai KK (Kartu Keluarga) Asahan sebagai data Administrasi kependudukan guna keperluan kantor tempat istrinya bekerja dan tempat anaknya bersekolah.
Sedangkan calon Komisioner nomor urut 10 atas nama TFGM, jelas masih masuk DPT Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematang Siantar. Bahkan ketika ditelusuri di lokasi rumah tempat tinggal di Batu Bara sesuai dengan yang tertera di KTP, sama sekali tidak ada dan tidak pula ditemukan. Sehingga sangat kuat diduga kepindahan ketiganya begitu sangat manipulatif.
“Kami berharap baik kepada Pansel Penerimaan Calon Komisioner KPU Batu Bara, agar segera merespon kericuhan ini. Jangan sampai ini menjadi bola salju, sebab diduga kuat keikutsertaan ketiganya sarat dengan nuansa politis. Tak mungkin ada asap kalau tidak ada api, ini pasti ada peran orang berpengaruh menggendong ketiganya”, pungkas Ucok Kodam.
Reporter: Eka Suhendra
