INformasinasional.com– SOPPENG, Sulawesi Selatan. Peristiwa tragis terjadi di Situs Petta Bulu Matanre, Desa Mattabulu, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, pada Minggu, 3 November 2024. Sebuah pohon besar tumbang menimpa pondok yang tengah digunakan oleh para wisatawan, mengakibatkan sembilan orang tewas dan delapan lainnya luka-luka.
Rangkaian Kejadian
Kejadian nahas ini bermula ketika sejumlah wisatawan mengunjungi situs sejarah Petta Bulu Matanre untuk berziarah sekitar pukul 10.00 WITA. Mereka datang ke situs tersebut untuk menunaikan ritual dan melakukan sesajian sebagai bentuk pelaksanaan hajat. Situs ini memang dikenal sebagai tempat bersejarah dan kerap dikunjungi untuk kegiatan spiritual dan adat.
Menurut keterangan yang dihimpun, cuaca awalnya cerah ketika para wisatawan mulai berkumpul dan melakukan aktivitas di situs tersebut. Namun, sekitar satu jam kemudian, sekitar pukul 11.00 WITA, cuaca mendadak berubah. Hujan deras turun, disertai angin kencang dan petir yang menggelegar di sekitar area situs.
[irp posts=”33350″ ]
Hantaman Petir dan Pohon Tumbang
Kapolres Soppeng, AKBP Muh Yusuf Usman, menjelaskan bahwa pada saat itu suasana di sekitar pondok cukup ramai, dengan sejumlah wisatawan yang tengah berkumpul untuk sesajian. Tiba-tiba, kilatan petir menyambar salah satu pohon besar di dekat pondok. Sambaran petir tersebut menyebabkan beberapa batang pohon patah dan tumbang ke arah pondok, menimpa para wisatawan yang berada di dalamnya.
“Di pondok itu para korban melakukan sesajian. Namun petir menyambar pohon yang mengakibatkan beberapa tangkai pohon besar roboh dan jatuh menimpa pondok yang ditempati para korban,” ujar AKBP Muh Yusuf Usman.
[irp posts=”33350″ ]
Jumlah Korban
Dari kejadian tersebut, total ada 17 orang yang menjadi korban. Sembilan orang dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian akibat tertimpa batang pohon besar, sementara delapan lainnya mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke RSUD Latemmamala di Soppeng untuk mendapatkan perawatan medis.
Korban tewas yang telah teridentifikasi adalah sebagai berikut: Rosmini (37), Marnuni (34), Asse (40), Ikada (37), Wammenneng (60), Karyati (55), Agus (10), Rabiah (50), dan Nuraeni. Sedangkan delapan korban yang masih dirawat di rumah sakit antara lain Sulfiana (20), Satriana (27), Nafisah (66), Taju (24), Sakkatang (33), Nur Indah Sari (29), Iruse (35), dan Iwan (36).
Upaya Evakuasi dan Respon Cepat Pihak Berwenang
Proses evakuasi korban langsung dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari kepolisian, BPBD, dan tim medis setempat. Tantangan utama dalam evakuasi ini adalah akses yang sempat terhambat oleh kondisi cuaca dan lokasi situs yang cukup terpencil.
Kapolres Soppeng, AKBP Muh Yusuf Usman, menyatakan bahwa pihaknya segera mengambil langkah cepat untuk mengevakuasi korban yang terluka dan membawa mereka ke fasilitas kesehatan terdekat. “Kami langsung menghubungi tim medis dan BPBD untuk melakukan evakuasi dan penanganan di lokasi. Proses evakuasi berjalan dengan cepat, meski cuaca sempat menyulitkan,” jelas Yusuf.
Kondisi Korban yang Dirawat
Para korban yang mengalami luka-luka sebagian besar menderita luka akibat tertimpa batang pohon serta beberapa luka akibat terjatuh saat berusaha menyelamatkan diri. Hingga berita ini diturunkan, kondisi korban yang dirawat di RSUD Latemmamala dilaporkan masih dalam penanganan intensif. Beberapa korban mengalami patah tulang dan luka berat, sementara sebagian lainnya mengalami luka ringan dan trauma.
Pengamanan dan Penutupan Sementara Situs Wisata
Pasca kejadian ini, pihak kepolisian bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Soppeng telah memutuskan untuk menutup sementara akses ke Situs Petta Bulu Matanre demi memastikan keselamatan para pengunjung. Selain itu, akan dilakukan pengecekan terhadap pepohonan di sekitar area tersebut untuk mencegah kejadian serupa.
“Kami akan melakukan evaluasi keselamatan di area ini, khususnya pada pepohonan yang berpotensi tumbang. Penutupan akan dilakukan sampai kami memastikan bahwa kawasan ini aman untuk dikunjungi,” tambah Yusuf.
Duka dan Doa untuk Para Korban
Peristiwa tragis ini telah meninggalkan duka mendalam, baik bagi keluarga korban maupun masyarakat Soppeng. Pemerintah Kabupaten Soppeng menyatakan belasungkawa dan akan memberikan bantuan untuk keluarga korban. Bupati Soppeng juga mengimbau masyarakat agar waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem yang kerap terjadi di kawasan tersebut.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan di area wisata alam yang rawan bencana, terlebih di musim hujan yang sering diikuti angin kencang dan petir. Pemerintah daerah berencana mengkaji ulang standar keamanan di beberapa lokasi wisata, khususnya yang berada di wilayah hutan dan perbukitan, guna melindungi keselamatan para pengunjung di masa mendatang.(Sumber: dtc)