INformasinasional.com, Nias Selatan — Ditengah kabut duka yang menyelimuti Desa Hilisimaetano, ada secercah kehangatan yang datang tak disangka-sangka. Dari balik seragam cokelat khas Bhayangkara, Kasat Binmas Polres Nias Selatan, AKP Sonahami Lase, S.H., hadir membawa bukan sekadar belasungkawa, tapi juga ketulusan yang berwujud nyata, sebuah peti jenazah untuk mendiang Pendeta Dr. Marinus Gulo, M.Th.
Selasa, 14 Oktober 2025, rumah duka itu dipenuhi haru. Ditengah tangis keluarga dan jemaat, AKP Sonahami berdiri tegak namun lembut. Ia bukan hanya menyerahkan peti jenazah, ia juga ikut mengiringi mendiang ke tempat peristirahatan terakhir, bahu membahu bersama keluarga, menggotong tubuh sang pendeta hingga liang lahat.
“Kami, keluarga besar Polres Nias Selatan, turut berduka cita sedalam-dalamnya atas kepergian Bapak Pendeta Marinus Gulo. Semoga beliau ditempatkan ditempat yang mulia. Kiranya sedikit bantuan ini bisa meringankan beban keluarga,” ujar AKP Sonahami dengan nada lirih namun tegas.
Namun, di balik kisah belasungkawa ini, terselip makna yang lebih dalam tentang kemanusiaan yang melampaui batas keyakinan.
Keluarga duka mengaku terharu bukan hanya karena bantuan yang diberikan, melainkan karena kepedulian yang menembus sekat agama.
“Sekalipun Bapak Kapolres bukan seorang Kristen, namun beliau menunjukkan kasih dan kepedulian luar biasa kepada kami,” tutur perwakilan keluarga dengan mata berkaca. “Ini bukti nyata bahwa kemanusiaan jauh lebih besar dari perbedaan iman.”
Ucapan terima kasih juga mengalir deras kepada Kapolres Nias Selatan, AKBP Ferry Mulyana Sunarya, S.I.K., M.H., atas tali kasih yang ia salurkan lewat jajarannya. Keluarga menyebut, tindakan itu bukan sekadar formalitas kedinasan, melainkan pancaran empati yang tulus, sebuah tindakan yang “membumi sekaligus meninggi”.
Usai prosesi adat dan penguburan, suasana duka itu berubah menjadi refleksi. Diantara tanah merah dan doa yang bergema, hadir keyakinan baru bahwa aparat bukan hanya penjaga hukum, tetapi juga penjaga kemanusiaan.
Melalui aksi kecil tapi penuh makna ini, Polres Nias Selatan kembali membuktikan jati dirinya: bukan sekadar lembaga penegak hukum, melainkan institusi yang hidup bersama denyut nadi masyarakat, mengayomi, melindungi, dan mengasihi.
Ditengah masyarakat kepulauan yang sering berjuang sendiri menghadapi kehilangan, tindakan Polres Nias Selatan menjadi pengingat bahwa kepedulian sejati tak butuh pangkat, tak kenal sekat, dan tak menunggu perintah. Ia hadir diam-diam tapi menggetarkan.
Reporter: Maret Tafonao
Discussion about this post