INformasinasional.com, LANGKAT – Rabu pagi, (10/9/2025), suasana di halaman Polsek Pangkalan Berandan berbeda dari biasanya. Jika umumnya dipenuhi kendaraan dinas dan aktivitas kepolisian, kali ini justru berubah menjadi arena apel gotong royong. Di bawah komando Kapolsek AKP Amrizal Hasibuan, S.H., M.H., puluhan personel bersatu padu bersama warga, aparat lingkungan hidup, hingga Pertamina Gas, dalam sebuah “operasi semut” membersihkan parit dan kanal yang selama ini menjadi biang keladi ancaman banjir.
Dengan jumlah pasukan yang terbilang kecil—12 personel Polri, 6 orang dari Pertamina Gas, 5 anggota Forum Silaturahmi Kerukunan Sosial (FSKS), 6 orang dari Dinas Lingkungan Hidup, serta 6 warga Lingkungan I—kegiatan ini justru menggambarkan kekuatan sejati gotong royong. Tangan-tangan yang biasanya memegang senjata kini berganti cangkul, sekop, dan karung sampah.
“Tujuan kita jelas: membersihkan parit dan kanal yang dipenuhi sampah, juga gorong-gorong yang tersumbat, agar banjir tidak lagi jadi tamu tahunan di Pangkalan Berandan,” ujar Kapolsek Amrizal dengan nada tegas sekaligus prihatin.
Tak sekadar menyapu, kegiatan ini juga melibatkan mobil pemadam kebakaran milik Pertagas. Dengan semburan air bertekanan tinggi, gorong-gorong yang lama menganga penuh lumpur dan sampah akhirnya bisa terbuka. Pemandangan itu disambut sorak kecil dari warga yang ikut menyaksikan.
Kapolsek bahkan tak segan turun langsung, mengangkat sampah yang mengendap, memberi contoh bahwa kepemimpinan bukan sekadar memberi komando, melainkan juga memberi teladan. “Kami ingin menegaskan bahwa menjaga lingkungan bukan hanya tugas pemerintah, tapi tugas bersama,” katanya.
Kegiatan yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB ini berlangsung hingga pukul 11.30 WIB. Selama lebih dari tiga jam, keringat bercucuran, tangan kotor oleh lumpur, tapi senyum tak pernah hilang dari wajah para peserta. Suasana penuh kebersamaan terasa kental, seolah menyatukan polisi, aparat, dan warga dalam satu barisan yang sama: melawan sampah.
Meski sederhana, gaung kegiatan ini diharapkan menjadi simbol kebangkitan kembali budaya gotong royong yang kian memudar di tengah masyarakat modern. Polsek Pangkalan Berandan seakan mengirim pesan: menjaga lingkungan adalah menjaga hidup. Dan untuk itu, tak cukup hanya menunggu pemerintah bergerak, melainkan semua harus turun tangan.
Selesai tepat menjelang siang, apel gotong royong pun ditutup dengan wajah letih tapi puas. Parit-parit yang tadinya tersumbat kini mengalir kembali. Ancaman banjir boleh jadi belum sepenuhnya sirna, tapi setidaknya, langkah kecil ini telah membuka jalan bagi kesadaran besar.
SUHENDRA