INformasinasional.com, Medan – Ketua Umum Kodrat Kota Medan, Bobby O Zulkarnain, mendengungkan seruan keras kepada para atlet Tarung Derajat agar bersiap menyongsong Pekan Olahraga Kota (Porkot) Medan 2025. Ajang yang digelar 11 Oktober nanti disebutnya bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan batu loncatan menuju panggung provinsi bahkan nasional.
“Ini momen emas. Atlet Tarung Derajat Medan harus tampil habis-habisan. Porkot adalah pintu menuju level berikutnya,” kata Bobby Oktavianus Zulkarnain yang juga Wakil Ketua Partai Gerindra Sumut, di Medan, Kamis (25/9/2025).
Retorika Bobby kencang. Ia menyebut Tarung Derajat kini jadi magnet baru olahraga warga Medan, bahkan bagian dari proyek besar menjadikan ibu kota Sumatera Utara itu sebagai kota atlet. Ia juga memuji Ketua Umum KONI Medan Aswindy Fachrizal yang dinilainya punya peran penting mendukung perkembangan cabor keras itu.
Namun dibalik optimisme dan tepuk tangan, muncul pertanyaan getir, apakah jargon Medan Kota Atlet benar-benar berdiri diatas pondasi serius, atau hanya manis dibibir pejabat?
Fakta dilapangan masih kontras. Infrastruktur olahraga di Medan kerap compang-camping. Arena latihan Tarung Derajat, misalnya, tak sedikit yang meminjam ruang terbatas, jauh dari standar profesional. Dukungan anggaran pun acap tak sebanding dengan besarnya ambisi menjadikan Medan lumbung atlet.
“Kalau serius mau jadi Kota Atlet, jangan biarkan anak-anak berlatih diruang sempit atau dengan peralatan seadanya. Prestasi tidak lahir dari slogan, tapi dari investasi,” ujar seorang pelatih Tarung Derajat yang enggan disebut namanya.
Porkot 2025 memang bisa jadi ajang pembuktian. Tapi publik Medan tentu tak ingin hanya menyaksikan parade seremonial yang berakhir dipodium dengan janji kosong. Mereka menunggu, apakah dari Porkot lahir benar-benar atlet berkelas, atau sekadar barisan penggembira demi pencitraan politik?
Medan Kota Atlet masih sebatas mimpi, atau mulai jadi kenyataan? Oktober mendatang bakal jadi jawabannya. (Misno)
Discussion about this post