INformasinasional.com, Jakarta – Langkah politik luar negeri Presiden Prabowo Subianto tampaknya mulai menapaki babak baru. Setelah menjamu Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Jakarta, Prabowo memastikan Indonesia dan Brasil akan membangun “hubungan istimewa baru” atau New Special Relationship yang diklaim akan memperluas pengaruh Indonesia di Amerika Latin.
Kabar itu dikonfirmasi langsung oleh Menteri Luar Negeri Sugiono, usai pertemuan hangat kedua pemimpin yang disebut sebagai pertemuan ketiga mereka. “Pak Presiden menyampaikan akan membentuk suatu hubungan yang beliau sebut New Special Relationship antara Indonesia dan Brasil,” ujar Sugiono, Jumat (24/10/2025)
Pertemuan dua tokoh populis dari belahan dunia berbeda itu bukan sekadar diplomasi meja makan. Prabowo disebut banyak terinspirasi oleh gaya kepemimpinan Lula, terutama dalam keberpihakannya pada rakyat kecil. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu ikon kebijakan Prabowo, ternyata punya cerminannya dalam program sosial Brasil yang sukses menurunkan angka kemiskinan ekstrem.
“Presiden banyak belajar dari pengalaman Presiden Lula, termasuk dari program pangan dan kesejahteraan sosial yang sudah lama berjalan disana,” kata Sugiono.
Tak berhenti dibidang ekonomi dan sosial, Prabowo juga menyiapkan langkah simbolik namun sarat makna: memasukkan bahasa Portugis kedalam kurikulum pendidikan Indonesia.
“Tadi disampaikan bahwa akan ada pelajaran bahasa Portugis karena komunikasi merupakan sesuatu yang penting untuk meningkatkan kerja sama. Beliau meminta agar bahasa Portugis dimasukkan dalam kurikulum pendidikan,” ujar Menlu Sugiono.
Langkah ini menandai arah baru diplomasi Indonesia dibawah Prabowo yang tampak ingin keluar dari bayang-bayang mitra tradisional seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, dan membangun poros selatan baru dengan kekuatan dunia berkembang seperti Brasil.
Bagi pengamat hubungan internasional, rencana ini bukan sekadar diplomasi basa-basi. Brasil adalah kekuatan terbesar di Amerika Latin, sementara Indonesia adalah jangkar ekonomi Asia Tenggara. Jika keduanya bersinergi, peta geopolitik global bisa berubah dan Jakarta berpotensi menjadi pemain baru diarena Amerika Selatan.
Dengan Prabowo yang meminjam inspirasi dari Lula, hubungan Jakarta–Brasilia tampaknya akan bertransformasi dari sekadar formalitas diplomatik, menjadi persaudaraan strategis dua bangsa yang sama-sama menolak didikte kekuatan besar. (Misn’t)





Discussion about this post