INformasinasional.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto bergerak cepat. Belum genap sehari menapakkan kaki di Tapanuli Tengah (Tapteng), Prabowo langsung mengarahkan langkah ke Aceh Tenggara, wilayah yang juga digilas banjir besar. Manuvernya ini menandai rangkaian inspeksi maraton Presiden ditiga provinsi yang tengah dirundung bencana berat. Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat.
Prabowo mendarat di Bandara Raja Sisingamangaraja XII, Silangit, Senin (1/12/2025) pukul 09.35 WIB. Turun dari pesawat, ia langsung menembus derasnya hujan menuju lokasi banjir bandang di Tapteng, tempat puluhan ribu warga tersuruk ditengah lumpur dan puing.
Tak lama berselang, rombongan presiden dijadwalkan terbang lagi. Kali ini menuju Bandara Alas Leuser, Kutacane, Aceh Tenggara. Disana, Prabowo bakal meninjau Jembatan Pantai Dona yang terputus disabet arus banjir. Putusnya jembatan strategis itu membuat akses kesejumlah desa terisolasi total.
Dari Pantai Dona, Presiden diagendakan bergerak ke Posko Pengungsian Desa Bambel Baru, pusat penampungan ratusan keluarga yang kehilangan rumah. Prabowo ditemani Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Sementara Prabowo berpacu menempuh titik-titik bencana, angka korban terus merangkak naik. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Minggu (30/11) malam menunjukkan gambaran kelam:
Korban Tewas & Hilang Bencana Sumatera
- Sumatera Utara: 217 meninggal, 209 hilang
- Aceh: 96 meninggal, 75 hilang
- Sumatera Barat: 132 meninggal, 118 hilang
Total korban menyentuh angka lebih dari 800 jiwa meninggal atau hilang, suatu tragedi yang menjadikan rangkaian inspeksi Presiden bukan sekadar kunjungan seremonial, melainkan perlombaan dengan waktu.
Ditengah darurat meluas, publik menanti langkah lanjutan pemerintah. Apakah kunjungan kilat Presiden ini menjadi titik balik penanganan bencana di Sumatera, atau sekadar catatan berikutnya dalam daftar panjang tragedi yang berulang?






Discussion about this post