INformasinasional.com, MEDAN – PTPN IV Regional II menegaskan komitmennya dalam menjaga keberlanjutan kebun teh di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, meski tengah melakukan optimalisasi pada sebagian areal yang selama ini diberakan. Langkah ini diklaim bukan konversi total ke kelapa sawit, melainkan strategi untuk menghidupkan kembali lahan tidur agar produktif sekaligus mencegah penguasaan liar.
Kepala Bagian Sekretariat dan Hukum PTPN IV Regional II, Muhammad Ridho Nasution, mengatakan keputusan perusahaan tersebut telah melalui kajian komprehensif dari sisi bisnis, sosial, hingga lingkungan.
“Optimalisasi ini bukan penggantian kebun teh dengan sawit secara keseluruhan. Ini murni strategi tata kelola aset agar lahan yang tidak produktif bisa kembali bermanfaat, tanpa menghapus fungsi utama kebun teh,” tegas Ridho, Minggu (13/7/2025).
Menurut Ridho, lahan diberakan atau lahan tidur yang tidak dikelola selama bertahun-tahun berpotensi menimbulkan kerugian besar. Selain membebani biaya pemeliharaan, kondisi ini juga rentan terhadap praktik penguasaan ilegal oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.
“Menanam kembali teh di area tersebut sangat berat karena biaya produksinya yang terus melonjak. Oleh sebab itu, kami memilih opsi yang lebih berkelanjutan dan sah secara hukum,” imbuhnya.
Meski melakukan diversifikasi pada 130 hektare lahan dari total 6.230 hektare kebun teh, PTPN IV Regional II tetap berkomitmen mempertahankan teh sebagai komoditas unggulan. Buktinya, unit usaha kebun teh mereka kini menunjukkan performa cemerlang.
Teh Butong baru saja menyabet gelar juara dalam ajang National Tea Competition (NTC) 2025 di Yogyakarta. Pabrik Teh Tobasari pun turut menjadi pemenang di ajang bergengsi tersebut. Tak hanya itu, sepanjang 2024, unit Kebun dan Pabrik Teh berhasil meraih penghargaan Turn Around Terbaik setelah lebih dari dua dekade mengalami kesulitan profitabilitas. Kebun Teh Bah Butong akhirnya mencetak laba positif pertama dalam 25 tahun terakhir hingga Mei 2025.
Kini, produk Teh Butong dan Teh Tobasari telah merambah pasar premium dan menjadi sajian eksklusif di sejumlah hotel ternama seperti Hotel Sinabung Hills Berastagi.
“Prestasi ini simbol keberhasilan transformasi manajemen yang serius membangkitkan kembali kejayaan teh di Sumut,” kata Ridho.
Selain optimalisasi aset, PTPN IV Regional II juga sedang mengembangkan kawasan ekowisata di Kebun Bah Butong dan Kebun Teh Sidamanik. Konsep ini menggabungkan keindahan alam, edukasi agrikultur, serta pengalaman wisata yang diharapkan menjadi magnet baru bagi wisatawan lokal dan nasional.
Langkah ini diyakini dapat menciptakan nilai tambah ekonomi, membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar, serta memperkuat identitas teh sebagai bagian dari kekayaan budaya Sumatera Utara.
“Kami sangat menyadari nilai ekologis dan sosial kawasan Sidamanik. Maka setiap kebijakan yang kami ambil selalu berbasis data, kajian ilmiah, serta dialog dengan masyarakat,” ujar Manajer Unit Teh PTPN IV PalmCo, Armansyah Putra Siregar.
Armansyah menambahkan, program optimalisasi telah melalui prosedur legal, termasuk izin pemerintah daerah, revisi dokumen lingkungan, serta persetujuan teknis dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Simalungun.
“Kami berharap semua pihak – pemerintah daerah, tokoh masyarakat, media, hingga akademisi – mendukung program ini agar berjalan sukses demi kepentingan bersama,” tutup Armansyah.(Zahendra)