INformasinasional.com-PEMALANG. Menjelang Lebaran, usaha kerupuk rengginang milik Nurhayati (55), warga Kampung Mengoneng, Kelurahan Bojongbata, Kecamatan Pemalang Kota, semakin kebanjiran pesanan. Usaha rumahan yang telah digelutinya selama 25 tahun ini mengalami lonjakan permintaan hingga menghabiskan 200 kilogram beras ketan dalam sebulan Ramadhan.
Berawal dari keterbatasan ekonomi, Nurhayati pertama kali membuat rengginang hanya sebagai camilan untuk anak-anaknya. Namun, seiring berjalannya waktu, rasa khas dan kualitas rengginang buatannya mulai dikenal luas. Kini, ia mampu memproduksi 20-30 kilogram rebusan beras ketan per hari, yang kemudian diolah menjadi rengginang siap jual.
[irp posts=”37979″ ]
Demi menjaga kualitas, Nurhayati tetap mempertahankan cara tradisional dalam pembuatannya. “Beda tangan, beda rasa. Jadi walaupun capek, demi menjaga kualitas, semuanya saya kerjakan sendiri,” ujarnya, Rabu (5/3).
Harga rengginang bervariasi tergantung varian dan kondisi produk. Untuk rengginang mentah, harga berkisar Rp40.000 per kilogram untuk rasa original dan Rp45.000 untuk rasa manis. Sementara rengginang yang sudah digoreng dijual Rp70.000 per kilogram, atau Rp120.000 untuk satu kaleng besar.
Keunikan rasa rengginang Nurhayati terletak pada penggunaan terasi khas Jawa Timur yang memberikan cita rasa gurih dan khas. Selain terasi berkualitas, bumbu seperti bawang putih dan ketumbar turut memperkaya rasa camilan tradisional ini.
Awalnya, Nurhayati menjajakan rengginangnya dari kampung ke kampung. Namun, seiring meningkatnya pelanggan, kini produknya sudah tersebar luas hingga ke luar daerah, seperti Lampung dan Manado. Selain untuk konsumsi pribadi, banyak juga pelanggan yang membeli rengginang buatannya untuk dijual kembali.
Guna meningkatkan mutu dan pemasaran, Nurhayati juga aktif mengikuti pelatihan pembuatan makanan sehat yang diselenggarakan oleh dinas terkait. Meski telah sukses, ia tetap mempertahankan kesederhanaan dan dedikasi dalam usahanya.
“Alhamdulillah, saya bersyukur bisa membantu ekonomi keluarga. Tidak pernah terbayang usaha ini bisa berkembang seperti sekarang,” kata Nurhayati dengan bangga.
Reporter: Ragil Surono