INformasinasional.com-BEKASI. Ratusan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bekasi menggelar aksi damai pada Senin (17/2/2025) untuk menuntut transparansi pengelolaan dana sekolah. Aksi yang melibatkan sekitar 850 siswa ini menjadi bentuk protes terhadap Kepala Sekolah, Nina Indriana, terkait penggunaan anggaran yang dinilai tidak jelas, terutama dalam prosesi wisuda dan fasilitas sekolah.
Para siswa menyuarakan keberatan mereka terhadap berbagai permasalahan di sekolah, mulai dari ekstrakurikuler yang harus didanai secara mandiri, Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang sering kosong tanpa obat-obatan, hingga kondisi toilet yang kurang layak. Mereka juga menuntut penjelasan mengenai prosesi wisuda yang hingga kini masih belum ada kejelasan.
Aksi ini berlangsung sejak pukul 07.00 hingga 10.00 WIB di tengah kegiatan apel pagi. Para siswa membawa spanduk yang berisi berbagai tuntutan terkait transparansi anggaran dan perbaikan fasilitas sekolah. Salah satu peserta aksi menyatakan bahwa mereka hanya ingin sekolah lebih terbuka dalam mengelola dana yang selama ini mereka bayarkan.
[irp posts=”37174″ ]
“Aksi ini sebagai bentuk protes kami agar sekolah lebih transparan dalam pengelolaan anggaran dan memperbaiki fasilitas yang kurang layak,” ujar seorang siswa. Ia juga menyoroti besaran SPP sebesar Rp250.000 per bulan yang tidak sebanding dengan kebijakan sekolah yang tidak mengalokasikan dana untuk operasional ekstrakurikuler. Bahkan, menurutnya, kepala sekolah tidak membayar gaji pembina ekstrakurikuler.
Selain itu, para siswa juga menyoroti janji-janji yang pernah disampaikan kepala sekolah sejak menjabat pada 2023, seperti pembangunan toilet, pemasangan sistem absensi sidik jari (fingerprint), serta pemasangan CCTV. Meskipun beberapa fasilitas telah terealisasi, mereka menilai kondisinya jauh dari kata layak.
“Toilet misalnya, kerannya copot, gayung sering hilang, penutup toilet duduk patah,” kata seorang siswa yang ikut dalam aksi.
Tuntutan yang paling tegas dari aksi ini adalah permintaan agar Nina Indriana mundur dari jabatannya sebagai kepala sekolah. Desakan ini pun mendapat perhatian dari Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bekasi. Kepala Kemenag Kota Bekasi, H. Ali Mashuri, S.H., M.Hum., turun langsung ke sekolah untuk mendengarkan aspirasi para siswa.
Mashuri meminta para siswa untuk kembali ke kelas dan mengizinkan perwakilan mereka berdiskusi dengannya. Namun, para siswa tetap berkeras ingin mendapatkan jawaban langsung di hadapan massa aksi. Hingga aksi berakhir, Mashuri belum memberikan pernyataan resmi terkait tuntutan siswa.
Dukungan terhadap aksi ini juga datang dari para wali murid yang mengikuti perkembangan melalui grup WhatsApp. Seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa mereka menunggu langkah konkret dari Kemenag.
“Jika tidak ada penyelesaian, kami akan meminta audiensi untuk menanyakan tindak lanjut dari tuntutan anak-anak kami,” ujarnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Kemenag Kota Bekasi belum memberikan pernyataan resmi terkait langkah yang akan diambil untuk menangani permasalahan di MAN 2 Kota Bekasi.(Bobby)