INformasinasional.com – PEMALANG. Permasalahan sampah di Kabupaten Pemalang yang terus berlarut tanpa solusi konkret kini mendapat perhatian serius dari anggota DPR RI, Rizal Bawazier. Prihatin dengan kondisi tersebut, RB—sapaan akrabnya—meluncurkan program pengolahan sampah modern dengan teknologi canggih, ramah lingkungan, serta bebas asap dan bau menyengat.
Dalam acara peluncuran Rumah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (RPHBS) di Kelurahan Purwoharjo, Kecamatan Comal, pada Jumat sore (31/1), Rizal Bawazier menyampaikan bahwa solusi ini diharapkan dapat diterapkan di setiap desa di Kabupaten Pemalang.
[irp posts=”36656″ ]
“Mesin ini tidak membutuhkan lahan luas, cukup sekitar 200-300 meter saja. Kami berencana mengadakan 50 unit mesin pengolahan sampah,” ujar RB di hadapan ratusan undangan, termasuk perwakilan kepala daerah dari Pekalongan, Batang, Kota Pekalongan, dan Pemalang, serta beberapa camat dan kepala desa.
Sebagai langkah awal, satu mesin pengolahan akan ditempatkan di Pasar Comal, sebelum diperluas ke pasar-pasar lainnya. RB menegaskan bahwa program ini harus mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat setempat.
Subsidi 25 Juta per Mesin, Bukan dari APBN
Dalam kesempatan tersebut, RB juga mengumumkan bahwa dirinya akan memberikan subsidi sebesar Rp25 juta untuk setiap mesin pengolahan sampah yang dibeli. Mesin ini mampu mengolah hingga 3 ton sampah dalam waktu 10 jam dengan harga di bawah Rp100 juta.
“Subsidi ini bukan dari APBN, tetapi murni dari dana pribadi saya,” tegas RB yang disambut tepuk tangan meriah dari para undangan.
Sebagai bukti komitmennya, RB telah mendanai dua unit mesin percontohan dengan dana pribadi. Ia berharap inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain untuk mengadopsi teknologi pengolahan sampah yang lebih modern dan berkelanjutan.
Gerak Cepat, Tinggalkan Model TPA Konvensional
RB menekankan bahwa solusi sampah di Pemalang harus segera diatasi dengan sistem yang lebih efektif, bukan hanya mengandalkan tempat pembuangan akhir (TPA) atau sanitary landfill.
“Inovasi ini hadir melalui konsep RPHBS dengan sistem TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) yang tidak hanya menyelesaikan persoalan lingkungan, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi generasi muda,” jelasnya.
Ia berharap konsep pengolahan sampah ini dapat mengubah pola pikir masyarakat, terutama generasi muda, agar lebih peduli terhadap lingkungan. Dengan teknologi ramah lingkungan dan mudah dioperasikan, RB yakin program ini bisa diadopsi oleh daerah lain di luar Pemalang.
“Jika perwakilan dari Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, dan Batang ingin hadir dan belajar dari konsep ini, kami terbuka lebar,” pungkasnya.
Reporter: Ragil