INformasinasional.com, LANGKAT – Senin malam di Desa Parit Bindu, Kecamatan Kuala, Langkat, udara mendadak bergemuruh. Pasukan berseragam cokelat dari Polsek Kuala menyergap masuk ke sebuah barak reyot yang selama ini dikenal warga sebagai “markas hitam” peredaran sabu. Operasi Gerebek Sarang Narkoba (GsN) yang dipimpin langsung Kapolsek Kuala, AKP Royamber Panjaitan, mencabik sunyi dusun IV pada pukul 19.20 WIB.
Laporan warga yang bertahun-tahun resah akhirnya berbuah aksi. Tak lagi sekadar janji, Polres Langkat menunjukkan tajinya. Di dalam barak, aparat menemukan seperangkat alat haram: satu bong, satu timbangan sabu, kaca pirex, serta empat bungkus plastik bening. Bukti telanjang betapa narkotika telah menjadikan pondok reyot itu pusat aktivitas yang meracuni anak kampung.
Tak menunggu lama, barak itu pun dibongkar, diratakan, lalu dibakar hingga menyisakan abu. “Tempat ini tidak boleh lagi menjadi sarang kematian pelan-pelan bagi generasi kita,” ujar Kapolsek Royamber di hadapan warga yang menyaksikan api melahap bangunan.
Kepala Dusun IV, Selamat Triadi, tak bisa menyembunyikan lega. “Kami berterima kasih kepada Polsek Kuala dan Polres Langkat. Selama ini masyarakat gelisah, tapi malam ini keresahan itu terbayar lunas,” katanya.
Kapolres Langkat, AKBP David Triyo Prasojo, menegaskan sikap institusinya: tak ada ruang bagi peredaran narkoba. “Narkoba adalah musuh bersama. Kami tidak hanya memburu pelaku, tetapi juga menutup ruang gerak dengan menghancurkan sarangnya. Kami mengajak masyarakat jangan takut melapor. Hanya dengan kebersamaan kita bisa menyelamatkan generasi dari bahaya narkoba,” tegasnya.
Aksi ini bukan sekadar penggerebekan, melainkan pesan keras: Langkat tak boleh tunduk pada jaringan narkoba. Polisi ingin menunjukkan, hukum tidak berhenti di ruang sidang, tetapi hadir di lorong-lorong desa, menutup pintu bagi para bandar dan pengguna yang merusak masa depan anak negeri.
Dengan operasi yang menggema di Parit Bindu, Polres Langkat seakan menabuh genderang perang melawan narkotika. Perang panjang yang tidak boleh kalah, karena taruhan terbesarnya adalah generasi muda dan masa depan Langkat yang kondusif.
Laporan: Suhendra