INformasinasional.com, LANGKAT – Ironis! Stasiun Kereta Api milik PT KAI di Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat, yang dibangun dengan dana negara delapan tahun lalu, kini berubah wajah bak “rumah hantu”. Alih-alih membawa kebanggaan dan sumber rezeki warga, stasiun ini justru menjadi sarang kejahatan, narkoba, hingga tempat nongkrong bandit kampung.
Kondisinya benar-benar memprihatinkan. Hampir seluruh ornamen dan perlengkapan stasiun hilang entah ke mana. Bahkan pintu tralis besi yang seharusnya kokoh berdiri kini raib tanpa jejak, meski ada petugas penjaga. Warga menuding, lemahnya pengawasan membuka celah bagi oknum tak bertanggung jawab menjarah fasilitas publik tersebut.
“Awalnya kami bangga stasiun ada di sini. Harapan kami, warga bisa berjualan dan menambah penghasilan. Tapi sekarang malah jadi momok! Setiap malam tempat itu dipenuhi para pengguna narkoba dan bandit,” keluh AH (32), warga sekitar, dengan wajah kesal.
Lebih parah lagi, keberanian warga untuk melapor justru dibalas ancaman. Seorang warga yang mencoba menyampaikan keresahan ke pihak berwajib mendapat intimidasi keras. “Berani lapor polisi, ku ratakan!” ancam seorang pria yang belakangan diketahui bernama Ong, warga setempat.
Kondisi stasiun yang “kupak-kapik” juga diakui oleh MS (59). Ia menyebut bangunan yang dulu megah kini tak ubahnya monumen kegagalan proyek infrastruktur.
“Besi hilang, perlengkapan rusak, dan tiap malam jadi markas narkoba. Kami hanya bisa berharap polisi dan PJKA turun tangan,” tegasnya.
Kapolsek Padang Tualang melalui Kanit Reskrim IPTU Juanda membenarkan adanya laporan keresahan warga.
“Benar, ada laporan bahwa stasiun itu dijadikan tempat pengguna narkoba. Saat ini personel rutin melakukan patroli dan pengintaian agar masyarakat kembali merasa aman,” ujarnya Kamis (28/8/2025)
Polisi juga mengimbau agar masyarakat tidak takut melapor jika mengetahui aktivitas mencurigakan yang mengganggu ketertiban umum.
Sementara itu, upaya awak media menghubungi Pauji, petugas Balai Perkeretaapian Medan, berakhir nihil. Nomor ponselnya aktif, namun panggilan tidak diangkat dan pesan WhatsApp tak kunjung dibalas.
Kebisuan pihak PT KAI memantik tanda tanya besar. Aset negara yang dibangun dengan uang rakyat bernilai miliaran rupiah itu kini hanya jadi sarang maksiat dan kriminal. Bila dibiarkan, dikhawatirkan stasiun Tanjung Selamat akan dikenang bukan sebagai simbol kemajuan transportasi, melainkan monumen kegagalan pembangunan di Langkat.
(ZD Lubis)