INformasinasional.com*
BUPATI Langkat H Syah Afandin SH dalam mengendalikan situasi gelombang unjuk rasa di kabupaten Langkat tampak jelas bukan hanya kepala daerah, tapi juga dirigen yang menyatukan harmoni Forkopimda. Kepemimpinan yang tegas namun humanis, keras pada potensi perusak, lembut pada rakyat penyampai aspirasi.
Disaat banyak daerah gamang menghadapi gelombang unjuk rasa, Langkat justru berdiri tegak dengan wajah tenang. Semua itu berkat kepemimpinan yang peka, koordinasi tanpa celah, serta sinergi yang dijalankan tanpa basa-basi.

Orkestra kepemimpinan di Forkopimda, Syah Afandin mampu memelihara kondusifkan Gelombang Unjuk Rasa yang terjadi Senin – Selasa (1 – 2 September 2025. LANGKAT kembali membuktikan dirinya bukan sekadar panggung politik daerah, melainkan juga arena dimana kepemimpinan diuji. Senin, Bupati Langkat H Syah Afandin SH tampil digaris depan, mengomandoi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dalam rapat koordinasi krusial diruang VIP Kantor Bupati.
Tujuannya jelas, memastikan denyut demokrasi dalam bentuk aksi unjuk rasa tetap berjalan tanpa mengorbankan ketenteraman rakyat.
Ditengah meningkatnya gelombang aksi diberbagai daerah, Langkat justru menampilkan wajah berbeda, teduh, terkendali, dan kondusif. Rahasianya? Sinergi antara pemerintah daerah, TNI, Polri, dan seluruh pemangku kepentingan yang dipimpin langsung oleh Syah Afandin.

Dalam forum itu, Syah Afandin menegaskan filosofi kepemimpinannya, aspirasi dijaga, stabilitas dirawat.
“Penyampaian aspirasi adalah hak yang dijamin undang-undang. Tapi jangan lupa, hak itu harus berjalan beriringan dengan tanggung jawab menjaga kepentingan umum,” kata Syah Afandin, sambil menatap satu per satu peserta rapat.
Tidak berhenti ditataran retorika, Bupati langsung memberi instruksi lugas. OPD, camat, hingga kepala desa diminta terjun langsung merawat suasana damai diwilayah masing-masing. Ia pun menyanjung pendekatan persuasif TNI–Polri yang terbukti menekan potensi gesekan di lapangan.
Sinergi Tanpa Celah

Rapat tersebut bukan sekadar formalitas. Hadir seluruh unsur kunci. Mulai dari Kapolres Langkat AKBP David Triyo Prasojo SH SIK MSi; Dandim 0203/Langkat Letkol Inf Medwin Sangkakala SSos MHan; Danyon Marinir Mayor Mar Laili Nugroho MTr Opsla, Sekda H Amril SSos MAP, hingga Wakil Ketua DPRD Romelta Ginting.
Masing-masing membawa strategi, semua dirajut dalam satu irama kepemimpinan.
Dandim menegaskan bahwa pengamanan dilakukan dengan wajah humanis, namun tetap dengan garis tegas. Siapapun yang mencoba mengacaukan ketertiban umum, akan berhadapan dengan aparat. Sedangkan Kapolres menambahkan, 558 personel gabungan dari Polri, TNI, hingga Marinir sudah disiagakan penuh untuk mengawal aksi di DPRD maupun Polres Langkat.
“Langkat bukan medan untuk anarki, melainkan ruang untuk menyampaikan aspirasi secara bermartabat,” tegas Kapolres.
Apel Kekuatan Simbol Kesiapan

Tak lama setelah rapat, suasana bergeser kelapangan Polres Langkat. Bupati Syah Afandin, berdampingan dengan Kapolres, berdiri dihadapan 571 personel gabungan.
Apel itu bukan sekadar seremoni, melainkan pesan simbolis. Forkopimda siap mengawal Langkat dari potensi chaos.
Kapolres kembali menegaskan garis merahnya. “Kami tidak segan bertindak tegas bila ada aksi anarkis. Tapi mari kita kedepankan damai, jangan mudah terprovokasi isu yang menyesatkan,” katanya, menutup arahannya dengan doa agar Allah SWT menjaga ketenteraman bumi Langkat.
Dengan Afandin digaris depan, Langkat menunjukkan bahwa demokrasi dan stabilitas bukanlah dua kutub yang harus dipertentangkan, melainkan bisa berjalan seiring. Rakyat bersuara, negara hadir, kedamaian terjaga.(INformasinasional.com)