Informasinasional.com, Medan — Siapa sangka, niat sederhana seorang ibu mencari daun pisang dibelakang rumah berujung maut. Jumat sore yang tenang di Medan Amplas mendadak berubah mencekam ketika Heryani (52) berlari pulang dengan tubuh penuh luka sengatan tawon. Jeritnya menjadi isyarat terakhir sebelum maut datang perlahan, beberapa jam kemudian.
Heryani, warga Jalan Garu II B, semula baru saja beristirahat bersama suaminya, Boiman (61), selepas salat Zuhur. “Kami baring diruang tamu, dia sempat bilang mau ambil daun pisang dibelakang rumah. Tak lama, dia balik sambil menangis, badannya bengkak-bengkak,” ujar Boiman, dengan suara bergetar, Minggu (26/10/2025).

Yang menyengat bukan seekor, tapi puluhan. Sekitar 20 tawon menggigit tubuh Heryani bertubi-tubi. Leher, tangan, hingga kepalanya bengkak. Panik, Boiman membawa sang istri ke bidan terdekat. Obat diberikan, kompres dilakukan, tapi racun sudah kadung menyebar. Malamnya, sekitar pukul 22.00 WIB, Heryani kembali mengeluh sesak napas.
“Saya mau bawa lagi kebidan, tapi sudah tutup. Kami ke RS Mitra Medika, tapi dokter bilang… sudah tak bernyawa,” ucap Boiman lirih. Heryani dinyatakan meninggal dunia pukul 00.30 WIB, Sabtu dini hari.
Adik korban, Suryani, menuturkan sumber malapetaka itu bersarang dipohon petai Cina dibelakang rumah. “Sudah beberapa orang disengat, termasuk anak saya. Tapi baru kakak saya yang tak tertolong,” katanya.
Sarang tawon itu kini tinggal sejarah, dimusnahkan oleh petugas pemadam kebakaran setelah menebar maut dilingkungan itu. Namun, tragedi ini meninggalkan jejak getir: tentang betapa tipisnya jarak antara rutinitas dan kematian, antara selembar daun pisang dan sengatan takdir.
Laporan: Tim Informasinasional.com






Discussion about this post