INFormasinasional.com, KOTA SOLOK — Langit Kamis siang di Kota Solok terasa berbeda. Di Kelurahan IX Korong, langkah-langkah tegas Wali Kota Solok, Dr. H. Ramadhani Kirana Putra, bergema di antara semangat warga yang berkumpul. Bukan acara seremonial biasa, melainkan momen penting yang menandai tekad bersama: memerangi narkoba sampai ke akar-akarnya.
Wako Ramadhani menyambut langsung kedatangan Direktur Reserse Narkoba Polda Sumatera Barat, Kombes Pol Wedy Mahadi, S.I.K., M.A.P, dalam kegiatan Sosialisasi Asistensi Kampung Bebas dari Narkoba dijantung IX Korong. Kehadiran sang perwira tinggi Polda itu seolah menjadi simbol kuat bahwa perang melawan narkoba tak lagi hanya slogan, tapi gerakan nyata yang menggema hingga ke kampung-kampung.
Turut hadir jajaran Forkopimda Kota Solok, Ketua LKAAM, Bundo Kanduang, camat, lurah, hingga tokoh masyarakat dan jajaran Polres Solok Kota, menandai bahwa perang ini bukan urusan polisi semata, melainkan perang seluruh elemen bangsa.
“Kehadiran Bapak Kombes Wedy Mahadi menunjukkan komitmen kita bersama untuk mewujudkan Kota Solok yang bersih dan bebas dari narkoba,” ujar Wako Ramadhani dengan nada tegas namun berapi-api.
Ia mengingatkan, bahaya narkoba bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga ancaman laten yang merusak fisik, mematikan mental, dan menghancurkan generasi masa depan. “Narkoba adalah musuh nyata bangsa ini. Ia tidak mengenal usia, tidak pandang profesi. Sekali terjerat, sulit kembali,” ucapnya tajam.
Ramadhani menegaskan bahwa sosialisasi ini bukan sekadar formalitas, melainkan langkah krusial dalam membangun kesadaran kolektif. “Kampung bebas narkoba hanya bisa terwujud jika semua warga turun tangan. Mulai dari orang tua, pemuda, hingga anak-anak, semua punya peran,” katanya.
Dengan nada yang lebih menggugah, ia menyerukan gerakan moral bersama:
“Mari kita jadikan kampung kita benteng yang tangguh. Jangan beri ruang sedikit pun bagi peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Jadilah mata dan telinga bagi lingkungan kita sendiri.”
Ramadhani juga mengajak warga menjadi agen perubahan, bukan hanya penonton. “Jika ada tanda-tanda mencurigakan, laporkan. Jangan diam. Diam berarti memberi ruang bagi kehancuran,” tandasnya.
Diakhir acara, suasana hangat tercipta antara jajaran Pemkot, aparat kepolisian, dan masyarakat. Tapi dibalik kehangatan itu, tersimpan tekad dingin dan keras: Solok harus bebas dari narkoba, apa pun taruhannya.
“Setelah sosialisasi ini, saya ingin kesadaran itu tumbuh dan berakar dihati kita semua. Mari jaga komitmen bersama, karena perang melawan narkoba bukan milik polisi atau pemerintah saja, tapi milik kita semua,” tutup Wako Ramadhani, disambut tepuk tangan panjang warga yang hadir.
(Laporan: Yudistira)
Discussion about this post