INfotmasinasional.com, Nias Selatan – Fajar belum sempat merekah ketika warga Desa Balohao, Kecamatan Aramo, terhentak dari tidurnya. Ledakan keras memecah sunyi dini hari, Selasa (16/9/2025) pukul 04.00 WIB. Sumber dentuman itu segera terlihat: rumah megah milik Kepala Desa Balohao, Foele Buulolo, dilalap si jago merah. Dalam hitungan menit, api menjilat dinding, melumat atap, dan menelan seluruh isinya.
Bangunan semi permanen berukuran 9×14 meter itu, yang sebagian besar terbuat dari beton, seolah tak berdaya. Api lebih perkasa, memusnahkan televisi, kulkas, sofa, kasur, hingga dokumen penting. Saat bara padam, yang tersisa hanya arang dan puing. Kerugian diperkirakan menembus ratusan juta rupiah.
Ironi menambah getir: sang kepala desa tak berada di rumah ketika musibah terjadi. Foele mengaku tengah berada di Telukdalam bersama istrinya untuk mengurus berkas administrasi P3K. “Rumah dalam keadaan terkunci. Saya baru tahu setelah ada warga memberi kabar pukul 04.05 WIB,” katanya.
Pernyataan itu memantik pertanyaan. Mengapa kebetulan rumah kosong ketika api menyala? Dan mengapa ledakan keras mendahului kobaran api?
Ledakan Misterius
Seorang saksi mata, Talimohau Buulolo, menjadi orang pertama yang melihat jilatan api. Ia terbangun oleh suara dentuman. “Api pertama kali muncul dari dalam rumah kepala desa. Sekejap membesar, lalu membakar semuanya,” ujarnya.
Ledakan sebelum kebakaran—bagi warga desa—bukan hal biasa. Apalagi rumah seorang kepala desa, yang di dalamnya tentu banyak menyimpan dokumen dan barang berharga.
Ditengah kepanikan, warga bergegas memadamkan api dengan peralatan seadanya: ember, timba, dan air seadanya. Namun, usaha itu sia-sia. Mobil pemadam kebakaran tak kunjung datang. Jarak yang terlalu jauh membuat si jago merah bebas mengamuk tanpa lawan.
Ketiadaan armada damkar di pedesaan Nias Selatan kembali menjadi sorotan. Tragedi rumah kepala desa ini seolah menampar wajah pemerintah daerah: infrastruktur penyelamat nyawa dan harta begitu timpang.
Hingga kini, penyebab kebakaran masih gelap. Polisi belum memberi keterangan resmi. Dugaan korsleting listrik muncul, tetapi ledakan keras sebelum api berkobar membuat spekulasi lain menyeruak: ada yang sengaja membakar?
Warga terpecah antara percaya kebetulan atau mencium aroma rekayasa. Di kedai kopi desa, bisik-bisik makin nyaring: apakah ini sekadar musibah atau ada pesan politik di balik api?
Foele Buulolo kini tinggal menghitung kerugian dari puing hitam rumahnya. Namun bagi warga, yang lebih membekas adalah misteri di balik kobaran api itu. “Kalau hanya korslet, kenapa terdengar seperti ledakan?” kata seorang warga yang enggan disebut namanya.
Sementara, aparat desa memilih bungkam. Penyelidikan masih berlangsung. Tetapi satu hal jelas: kebakaran rumah Kepala Desa Balohao bukan sekadar kehilangan harta benda, melainkan juga membuka tabir rapuhnya sistem penanganan darurat di pedalaman Nias Selatan.
Api sudah padam. Namun bara pertanyaan masih menyala: musibah murni, atau ada api lain yang tak terlihat sedang dimainkan?
Reporter: Mareti Tafonao
Discussion about this post