INformasinasional.com, Langkat — Gelombang banjir yang melumat Kabupaten Langkat tidak hanya merendam rumah dan jalan, tapi juga memukul jantung pelayanan kesehatan daerah ini. Namun, ditengah keterpurukan itu, muncul gerak cepat yang membuat pemerintah pusat angkat topi. Wakil Menteri Kesehatan RI, Benjamin Paulus Oktavianus, Kamis (4/12/2025), turun langsung ke Langkat dan memberikan apresiasi lantang atas respons kilat Bupati H Syah Afandin SH dalam memulihkan layanan kesehatan.
Dalam kunjungan ke Dinas Kesehatan Langkat, Wamenkes disambut Bupati Afandin, Sekda H Amril, Kepala BPKAD Iskandarsyah, dan Kepala Dinas Kesehatan dr Juliana. Suasana tegang namun penuh determinasi menyelimuti ruang pertemuan. Banjir yang menggulung wilayah itu menyisakan kerusakan masif, dan kini menjadi operasi besar penyelamatan kesehatan publik.
Wamenkes Benjamin menegaskan bahwa negara hadir bukan dalam bentuk seremonial, melainkan aksi konkret.
“Kementerian Kesehatan akan memastikan dukungan sesuai kebutuhan daerah. Pemulihan harus cepat, tepat, dan terarah,” ujar Benjamin, nada tegasnya menandai komitmen pemerintah pusat dalam perang melawan kerusakan pascabencana.
Laporan dr Juliana mengungkap peta luka sektor kesehatan Langkat, dan angkanya tak main-main:
Rumah Sakit
- Total 7
- Rusak ringan: 1
- Rusak berat: 1 (RSUD Tanjung Pura) — lumpuh total
Puskesmas
- Total: 32
- Terdampak: 23
- Rusak ringan: 15
- Rusak berat: 4
Pustu
- Total: 176
- Rusak ringan: 46
- Rusak berat: 10
Polindes/Pokndes
- Total: 200
- Rusak ringan: 60
- Rusak berat: 25
KOI (korban operasi instalasi kesehatan) terbesar terjadi pada RSUD Tanjung Pura, yang porak-poranda hingga seluruh pasien harus dievakuasi ke RSU Putri Bidadari pada 30 November 2025. Sejak itu, RSUD Tanjung Pura resmi berhenti beroperasi.
Sebagai benteng pertahanan sementara, posko siaga bencana 24 jam melalui PSC 119 diaktifkan. Sejak banjir menerjang, pelayanan kesehatan tidak pernah boleh padam. Mobil medis dikerahkan, tenaga kesehatan digilir, dan langit gelap bencana tak menghalangi pelayanan dasar masyarakat.
Bupati Afandin tidak menutupi betapa parah hantaman banjir kali ini.
“Sekitar 70 persen alat kesehatan rusak. Kami berharap dukungan penuh dari Kementerian Kesehatan agar layanan dapat segera bangkit,” ujarnya.
Nada bupatinya bukan sekadar permohonan, tetapi seruan situasi darurat. Afandin juga mengapresiasi langkah cepat Wamenkes yang datang langsung menembus sisa-sisa banjir untuk melihat krisis di lapangan.
Kunjungan Wamenkes tidak berhenti di kantor. Agenda berlanjut ke titik-titik terdampak, dari puskesmas yang tinggal dinding hingga polindes yang tergerus arus. Hasil peninjauan ini akan menjadi dasar intervensi pemulihan yang lebih presisi.
Dalam bencana yang membelah garis pertahanan sektor kesehatan Langkat, respons cepat pemerintah daerah dan perhatian pemerintah pusat menjadi dua sayap yang membuat pemulihan bergerak. Banjir mungkin menghanyutkan sarana, tetapi krisis ini tak menghanyutkan kesigapan. Pemerintah daerah berlari dan pusat memastikan langkah itu tidak sendirian.(Misno)






Discussion about this post