INformasinasional.com, Langkat — Sirene helikopter membelah langit Stabat pada Jumat pagi (5/12/2025). Dari burung besi itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto turun dengan langkah cepat, pertanda bahwa negara benar-benar “turun tangan” mengawal penanganan banjir yang merendam Kabupaten Langkat selama beberapa hari terakhir.
Dibawah kepemimpinan Bupati H Syah Afandin SH, Pemerintah Kabupaten Langkat terus berjibaku dilapangan. Namun hari itu, dukungan dari pusat datang langsung dari pucuk komando Kepala BNPB.
Disambut Wakil Bupati Tiorita Br Surbakti SH, Sekda Amril, hingga jajaran OPD di Alun-alun Tengku Amir Hamzah, helikopter BNPB sebelumnya sempat melakukan pemantauan udara. Dari ketinggian, genangan itu tampak seperti danau-danau baru yang menelan pemukiman, jalan, dan fasilitas publik.
Laporan resmi yang diterima Suharyanto tak main-main: 16 kecamatan terendam. Fasum rusak, puskesmas lumpuh, sekolah penuh lumpur, jembatan patah, hingga rumah warga hanyut atau retak berat. Ratusan warga masih bertahan dipengungsian.
Diposko, grafik kerusakan terpampang jelas. Angka-angka itu, meski dingin berbicara nyaring: banjir Langkat bukan insiden musiman biasa.
Dari Stabat, rombongan melaju ke Kecamatan Hinai, salah satu wilayah terparah. Dikantor camat, ratusan warga berjejal, sebagian masih mengenakan pakaian seadanya.
Suharyanto tanpa jarak menyapa satu per satu. Anak-anak menerima paket makanan ringan, sementara warga dewasa mendapat beras dan kebutuhan dasar. Lebih dari seremoni, Kepala BNPB tampak mencatat sendiri keluhan dan permintaan warga, mulai dari sanitasi darurat hingga stok logistik yang makin menipis.
Dihadapan warga dan perangkat daerah, Suharyanto memberi penegasan yang menggigit:
“BNPB hadir bukan untuk melihat-lihat. Kami akan pastikan semua kebutuhan bencana terpenuhi. Pemerintah pusat dan daerah harus ngebut bersama sampai Langkat benar-benar pulih.”
Ia juga memuji langkah cepat Bupati Syah Afandin yang dinilai sigap menggerakkan seluruh unsur: BPBD, Dinkes, Dinsos, hingga relawan akar rumput.
Usai meninjau dan berdialog dengan pengungsi, rombongan BNPB terbang kembali ke Medan. Namun pekerjaan belum selesai.
Pemkab Langkat menegaskan tetap siaga penuh,
- Distribusi bantuan dipastikan tidak boleh meleset
- Jalur logistik dibuka secepat mungkin
- Evakuasi warga rentan diprioritaskan
- Fasilitas publik yang rusak mulai dihitung untuk direstorasi
Banjir memang meninggalkan luka, tetapi pemerintah daerah memastikan satu hal, warga Langkat tidak akan dibiarkan berjuang sendiri.(Misno)






Discussion about this post