INformasinasional.com-MEDAN. Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Sumatera Utara (Sumut) mengalami penurunan di awal tahun 2025. Berdasarkan data Dinas Perkebunan (Disbun) Sumut, Senin (6/1/2025), harga TBS untuk periode 6-14 Januari 2025 tercatat sebesar Rp 3.561 per kilogram (kg). Angka ini turun dibandingkan harga pada periode sebelumnya yang mencapai Rp 3.596 per kg.
Penurunan harga TBS sejalan dengan melandainya harga minyak kelapa sawit mentah (CPO). Saat ini, harga CPO berada di level Rp 14.524 per kg, turun dari harga sebelumnya sebesar Rp 14.725 per kg. Di sisi lain, harga kernel lokal mencatatkan sedikit kenaikan menjadi Rp 11.362 per kg dari sebelumnya Rp 11.327 per kg.
Rincian Harga Berdasarkan Usia Tanaman
Harga TBS sawit di Sumut juga bervariasi berdasarkan usia tanaman. Berikut rinciannya untuk periode 6-14 Januari 2025:
Usia 3 tahun: Rp 2.671
Usia 4 tahun: Rp 3.023
Usia 5 tahun: Rp 3.200
Usia 6 tahun: Rp 3.390
Usia 7 tahun: Rp 3.320
Usia 8 tahun: Rp 3.408
Usia 9 tahun: Rp 3.473
Usia 10-20 tahun: Rp 3.561
Usia 21 tahun: Rp 3.554
Usia 22 tahun: Rp 3.506
Usia 23 tahun: Rp 3.471
Usia 24 tahun: Rp 3.355
Usia 25 tahun: Rp 3.250
Rincian Harga Berdasarkan Wilayah
Selain berdasarkan usia tanaman, harga TBS sawit juga berbeda di setiap kabupaten/kota di Sumut. Berikut daftar harga TBS sawit per wilayah:
Kabupaten Langkat: Rp 2.350
Kabupaten Deli Serdang: Rp 2.900
Kabupaten Serdang Bedagai: Rp 3.100
Kabupaten Simalungun: Rp 2.950
Kabupaten Batu Bara: Rp 2.900
Kabupaten Asahan: Rp 2.850
Kabupaten Labuhanbatu Utara: Rp 2.740
Kabupaten Labuhanbatu: Rp 2.860
Kabupaten Labuhanbatu Selatan: Rp 2.825
Kabupaten Padang Lawas Utara: Rp 2.775
Kabupaten Padang Lawas: Rp 3.150
Kabupaten Tapanuli Selatan: Rp 2.970
Kabupaten Tapanuli Tengah: Rp 2.800
Kabupaten Mandailing Natal: Rp 3.170
Kabupaten Pakpak Bharat: Rp 2.750
Dampak bagi Petani
Penurunan harga ini menambah tantangan bagi petani kelapa sawit, terutama mereka yang bergantung pada hasil panen untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Meskipun harga kernel naik, kontribusinya masih kecil dalam menutupi dampak penurunan TBS.
Pengamat ekonomi menilai, tren ini dipengaruhi oleh fluktuasi harga CPO di pasar global serta permintaan yang cenderung melemah. Dinas Perkebunan Sumut menyarankan petani untuk tetap memantau perkembangan harga agar dapat menentukan waktu panen yang tepat guna meminimalkan kerugian.
Sementara itu, pemerintah terus mendorong optimalisasi industri hilir sawit untuk meningkatkan nilai tambah komoditas ini di pasar domestik dan internasional.(Sumber: dtc)