Informasinasional.id – CILEGON. Korban mobil tercebur di Dermaga 2 Pelabuhan Merak menuntut tanggung jawab operator kapal hingga pengelola pelabuhan. Korban merasa tak ada pertanggungjawaban dari pihak pelabuhan maupun kapal.
Kuasa hukum korban, Husendro Hendino, mengatakan kliennya merasa dibiarkan setelah dibawa ke rumah sakit. Dan merasa tak ada yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
“Tadi pagi kan kita datang ke ASDP, nanya bagaimana ini situasinya, siapa yang bertanggung jawab, sementara mobil masih di bawah. Kita pengin tahu siapa yang ambil dan segala macam. Mereka bilang ini tanggung jawab kapal, kapal bilang ini masih wilayah ASDP. Jadi kita bingung gitu loh,” kata Husendro saat dimintai konfirmasi, Sabtu (24/12/2022).
Dalam kejadian ini, korban diketahui merupakan pasangan atas nama Yunianto Permono alias Okkie dan Natalia Rosa. Okkie langsung dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans setelah dievakuasi dari laut, sementara Natalia dibawa ke Puskesmas Pulomerak menggunakan mobil pikap double cabin.
“Jadi pas evakuasi, yang perempuan Natalia ini dibawa ke puskesmas menggunakan mobil bak terbuka begitu. Nah, yang cowoknya dibawa pakai ambulans ke Rumah Sakit Krakatau Medika. Sampai di rumah sakit, yang bawa ini langsung pergi, bilangnya mau ada tugas lain. Sampai sekarang nggak ada pihak pelabuhan yang menghubungi,” lanjutnya.
Husendro mengatakan korban saat itu khawatir dan syok dengan kondisi tubuhnya. Akhirnya korban memutuskan pindah rumah sakit di bilangan Cinere, Depok. Semua biaya selama perawatan di RS Krakatau Medika ditanggung korban.
“Yang menjadi kekecewaan kami, nggak ada pihak pelabuhan yang tanggung jawab. Klien kami kan dalam kondisi syok, khawatir sama kondisi tubuhnya yang ditakutkan ada air laut masuk ke paru-paru, sementara pelayanan di rumah sakitnya kurang, maka kami memutuskan pindah rumah sakit. Biaya rumah sakit yang di Cilegon itu kita tanggung sendiri. Nggak ada dari pihak pelabuhan yang tanggung jawab,” tuturnya.
Pihak korban merasa kecewa dengan pola penanganan keselamatan penumpang kapal di Pelabuhan Merak atas peristiwa tersebut. Husendro khawatir, jika pola penanganan seperti ini dilakukan dengan peristiwa lebih besar, akan menyebabkan banyak korban jiwa.
“Kalau polanya seperti ini, nanti kalau ada kejadian lebih besar, misalnya bus yang isinya banyak orang, ini kejadian 1-2 orang saja kejadian mobil kecebur, tapi penanganannya seperti ini. Ini yang menjadi catatan kita, apalagi ini momen besar, kalau penanganannya kayaknya ditakutkan jika ada kejadian, malah korban tambah banyak,” kata dia.
Peristiwa mobil tercebur ke laut terjadi pada Jumat (23/12) sekitar pukul 22.15 WIB. Mobil Daihatsu silver yang ditumpangi sepasang kekasih itu berangkat dari Cinere, Depok, menuju Lampung.
Saat hendak masuk ke kapal, mobil tiba-tiba oleng diduga tali side ramp kapal tak kencang hingga menyebabkan mobil tercebur.(dtc)
Editor : Misno