Informasinasional.com – LANGKAT. Secuil sejarah tentang Kabupaten Langkat di Provinsi Sumatera Utara yang usianya telah mengapai 273 tahun di 17 Januari 2023. Tepatnya Selasa 17 Januari 2023 itu, Pemerintah Kabupaten Langkat dan seluruh instasi dan institusi yang ada di Langkat beserta masyarakatnya memperingati hari jadi Kabupaten Langkat.
Saat ini, Langkat terdiri dari 23 Kecamatan dengan luas wilayah 6.273,29 km² dan berpenduduk 1.082.072 jiwa, setelah mengalami peningkatan pertumbuhan penduduk di tahun 2020 hanya diangka 1.030.202 jiwa.
Langkat dahulunya merupakan kerajaan besar dan tersohor. Langkat banyak memilki sejarah, seperti patung Dewa Murugan yang tingginya 17 meter dan masuk rekor MURI sebagai patung Dewa Murugan tertinggi di Indonesia, selain merupakan daerah yang kharismatik Melayu, Langkat dikenal sebagai daerah Religius.
Hasil penelitian tim Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara tahun 1994, bahwa Langkat pertama, yakni Raja Kahar mendirikan Kesultanan Langkat pada 12 Rabiul Awal 1153 Hijriah atau 17 Januari 1750 yang kemudian dijadikan sebagai hari lahirnya Kabupaten Langkat.
Langkat Tempo Doeloe.
Melihat cerita berdirinya Kesultanan Langkat, yang merupakan salah satu kesultanan Melayu yang ada di Sumatera Utara. Dalam catatan Christopher Buyers, seorang sejarawan Belanda, cikal bakal Kerjaan Langkat lahir dari kedatangan seorang Panglima Deli bernama Dewa Syahdan sekitar tahun 1670. Ia dikirim untuk mendirikan kerajaan yang menguasai wilayah antara aliran Sungai Seruwai atau Daerah Tamiang, Aceh, sampai kedaerah anak Sungai Wampu, Langkat.
Berturut-turut yang menjadi raja di Kesultanan Langkat adalah Raja Kahar, Sultan Bendahara Raja Badi, Raja Ahmat (1818-1840), Sultan Musa Almahadamsyah (1840-1893), Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmat Shah (1893-1927), Sultan Mahmud Abdul Jalil (1927-1948). Raja Kahar adalah Raja Pertama Kesultanan Langkat dengan kedudukan di Kota Dalam, Kawasan antara Stabat dan Kampung Inai.
Nama Langkat sendiri diambil dari nama sejenis pohon yang dikenal oleh penduduk Melayu dengan sebutan “Pohon Langkat”. Dahulu kala pohon Langkat banyak tumbuh disekitar Sungai Langkat.
Jenis pohon ini sekarang sudah langka dan hanya dijumpai dihutan-hutan pedalaman daerah Langkat. Pohon ini menyerupai pohon langsat, tetapi rasa buahnya pahit dan kelat. Oleh karena pusat kerajaan Langkat berada sekitar Sungai Langkat, maka kerajaan ini akhirnya popular dengan nama Kerjaan Langkat.
Pada awal Kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatera dipimpin oleh seorang Gubernur yaitu Mr TM Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap dengan status Kepresidenan dengan Asisten Residennya atau kepala pemerintahannya dijabat oleh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian diganti oleh Adnan Nur Lubis dengan sebutan Bupati.
Negeri Langkat terletak di bagian barat Provinsi Sumatera Utara berbatasan dengan Provinsi Aceh. Batas wilayah Negeri Langkat meliputi, sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Aceh, sebelah selatan berbatasan dengan Tanah Karo, sebelah timur berbatasan dengan Kesultanan Deli, dan sebelah barat berbatasan dengan Negeri Tamiang. Langkat sekarang menjadi nama sebuah kabupaten, yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Stabat adalah ibu kota Kabupaten Langkat Provinsi Sumatara Utara. Sebelumnya ibu kota Kabupaten Langkat berkedudukan di Kotamadya Binjai, namun sejak diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1982 kedudukan ibu kota Kabupaten Langkat dipindahkan ke Stabat. Stabat merupakan kota kecamatan terbesar sekaligus dengan jumlah penduduk terpadat di Kabupaten Langkat.
SEbelumnya Langkat merupakan salah satu Kerajaan dari beberapa Kerajaan Melayu yang berada diwilayah pesisir timur pulau Sumatra (sekarang disebut sebagai Sumatera Utara). Kerajaan ini terletak di wilayah Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Langkat merupakan salah satu Kerajaan terkaya di Sumatra Timur, disamping Kesultanan Deli dan Kesultanan Serdang.
Silsilah Kerajaan Langkat menyatakan bahwa nama leluhur Kerajaan Langkat yang terjauh diketahui adalah Dewa Sahdan yaitu pada tahun 1.500 M. Kemudian setelah Dewa Syahdan meninggal tahta Pemimpin Langkat digantikan oleh Dewa Sakti dan sesudah Dewa Sakti memerintah Marhum Guri. Tambo Langkat seterusnya mengatakan, bahwa sesudah marhum Guri, memerintah Raja Kahar. Raja Kahar diganti oleh anaknya Badiuzzaman. Ia mempunyai anak 4 orang, yaitu 1. Kejeruan Tuah Hitam, 2. Raja Wan, 3. Syahdan dan 4. Indra Bongsu. Keempat putera ini membantu ayahnya memerintah, sebagai orang-orang besar.
Badiuzzaman meninggal diganti oleh anaknya tertua, Kejeruan Tuah Hitam berkedudukan di Jentera Malai, sebuah kampung dekat Kota Dalam (H. Mohammad Said 1981:613-615). Pada masa sekarang sebagian peninggalan yang dulunya merupakan peninggalan Langkat justru menghilang seperti makam, bekas bangunan Kerajaan dan lain-lain. Selain itu, masyarakat Stabat juga justru lebih mengetahui peninggalan Kesultanan Langkat dibandingkan dengan peninggalan Langkat yang dulunya berpusat di Stabat.
Patung Dewa Murugan.
Langkat dikenal daerah memiliki tingkat tolensi beragama yang tinggi di Indonesia. Ada destinasi wisata religi yang bisa dikunjungi. Salah satunya adalah Kuil Shri Raja Rajeshwari Amman Kovil, yang terletak di Desa Padang Cermin, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat.
Kuil ini punya patung Dewa Murugan yang sangat populer. Dewa Murugan adalah Dewa Hindu yang terkenal di kalangan orang Tamil di negara bagian Tamil Nadu di India, dan Sri Lanka. Dewa ini juga dikenal dengan berbagai nama, seperti Kartikeya, Kumara, Shanmukha, Skanda, hingga Subramaniam.
Digambarkan sebagai dewa berparas muda, bersenjata tombak dan mengendarai burung merak, Dewa Murugan ternyata merupakan dewa perang dan pelindung negeri Tamil. Patung Dewa Murugan ini memiliki tinggi 17 meter dan masuk rekor MURI sebagai patung Dewa Murugan tertinggi di Indonesia.
Selain itu, patung yang berada di Langkat ini menjadi yang tertinggi kedua di dunia setelah yang ada di Malaysia. Patung ini dibangun pada 2012 lalu. Pembangunan patung ini dilakukan oleh pemahat yang didatangkan langsung dari India, begitu juga dengan arsitekturnya.
Saat ini Kabupaten Langkat dipimpin Syah Afandin selaku Pelaksana tugas Bupati Langkat meneruskan sisa kepemimpinan Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin yang telah dijemput tim KPK pada 18 Januari 2022 lalu, atau berselang sehari setelah Langkat merayakan hari jadinya yang ke 272 tahun.
Syah Afandin sendiri hingga kini masih berpredikat Pelaksana Tugas Bupati sejak 19 Januari 2022 hingga di hari jadi Langkat ke 273 tahun, tepatnya 17 Januari 2023.
Penulis/Editor : Misnoadi