Informadinasional.id – MEDAN. Malaysia siap berkolaborasi untuk bisa mencapai target 15 juta kunjungan tahun 2023 mendatang. Menurut Direktur Tourism Malaysia Medan, Chan Hon Mun bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk membangun pasar bersama.
Sejauh ini, dari target itu Tourism Malaysia mentargetkan 10 juta kunjungan dari kawasan Asia Tenggara dimana Indonesia termasuk pasar nomor dua terbesar. “Untuk Sumatera saja saya perkirakan bisa sekira 15% saja itu sudah lebih bagus dan bahkan lebih jauh dari masa pandemi berlangsung,” ungkapnya Selasa (20/12/2022)
Dia tidak menampik kalau saat ini semua negara yang punya daerah tujuan wisata juga tengah menggenjot pasar, bahkan tidak sedikit yang menjual paket perjalanan wisata yang sangat murah dibanding kondisi pra pandemi tiga tahun lalu. Turki, Vietnam, Kamboja Philipina dan lainnya.
“Kalau perlu kita bangun kerjasama untuk membangun pasar bersama, sehingga tidak ada kata saling membunuh di pasar pariwisata. Selama pasar itu ada, tentunya peminatnya akan lebih diuntungkan dengan pasar bersama itu,” tuturnya lebih jauh.
Kini, jelasnya lagi, dengan dibukanya perbatasan bagi wisatawan mancanegara serta relaksasi SOP ke Malaysia, Tourism Malaysia pun semakin gencar melakukan kegiatan-kegiatan promosi untuk menarik wisatawan berkunjung ke negeri jiran terutamanya dari Pulau Sumatera.
Mengikuti tren wisata selepas pandemic covid-19, Tourism Malaysia Medan sekali lagi mengadakan product update berupa ‘niche product’ atau produk khusus di Hotel Santika Premiere Dyandra Medan pada Selasa, 20 Desember 2022.
Acara dihadiri pelaku industri pariwisata, seperti ASITA, ASTINDO, ASPPI, AMPHURI, institusi Pendidikan dan media setempat.
Sesuai pasar, acara ini bertema “Malaysia Niche Product Update 2022”, Tourism Malaysia berharap dapat memberikan pengetahuan atau informasi yang lebih beragam berbagai produk-produk pasar khusus yang ada di Malaysia, terutamanya homestay dan ekowisata.
Pada kesempatan ini Tourism Malaysia Medan mengundang produk-produk homestay di antaranya: Homestay Ayer Limau Melaka, Homestay Sungai Haji Dorani Selangor, Homestay Bougainvillea Selangor, Homestay D’Pelandok Negeri Sembilan, serta eko-wisata Majlis Daerah Selama dari Perak.
Pertumbuhan konektivitas, yaitu seatcapacity/week dari kota-kota besar di Sumatera pada tahun 2022 ini masih bertumbuh 100% dibandingkan pada tahun 2020-2021 yang mana tidak ada penerbangan regular pada masa pandemik covid-19, namun angka ini masih lebih kecil atau berkurang sebesar -30.5% dibandingkan dengan masa sebelum pandemik tahun 2019.
Tahun 2019, sebelum pandemic Covid-19, jumlah pelancong Indonesia ke Malaysia meningkat 10.5% (1.3% dari jumlah penduduk Indonesia), dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan, jumlah pelancong Malaysia ke Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 19.07% (9% dari jumlah penduduk Malaysia).
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, khususnya dari Indonesia ke Malaysia tahun 2022 meningkat drastis, apalagi setelah border sepenuhnya dibuka dan tiada lagi persyaratan vaksin, PCR, dan karantina. Indonesia berada di urutan ke-2 setelah Singapura dengan jumlah kedatangan mencapai 799,066 wisatawan, meningkat drastic sebesar 13,088.1% dibandingkan tahun 2020 (masa pandemic).
Kedepan Tourism Malaysia akan menghadirkan lebih banyak produk-produk wisata yang lebih variatif dengan menghadirkan tak hanya homestay dan ekowisata, hingga kini sedikitnya 208 homestay telah dikembangkan dengan sangat serius oleh Kementerian Pelancongan Malaysia.
Chan Hon Mun dalam sambutannya pada pembukaan acara mengatakan, bahwa mendapatkan pengalaman tinggal di homestay di desa atau “kampung” tradisional adalah salah satu cara tercepat dan termudah untuk mengenal Malaysia yang sebenarnya. Chan juga menyampaikan apresiasi kepada pelaku industri pariwisata termasuk agen perjalanan wisata dan maskapai telah sama-sama bertahan menghadapi badai Covid-19. Apalagi pasaran Indonesia khususnya Sumatera memiliki potensi mengembangkan paket wisata homestay. ***
Reporter
RIZANUL
Editor
MISNO ADI