INformasinasional.com*
JALAN rusak di Langkat ibarat luka lama yang tak kunjung sembuh. Aspal terkelupas, lubang menganga, dan debu beterbangan menjadi pemandangan sehari-hari. Warga sempat berprasangka keluhan mereka terabaikan. Namun, dihari Rabu, 17 September 2025, denyut harapan tiba-tiba berderap kembali. ‘Mission is in progress’ Bupati Langkat H Syah Afandin SH yang akrab disapa Ondim sangat nyata, Ondem turun langsung ke medan keresahan rakyatnya.
Tidak ada panggung, tidak ada karpet merah. Hanya jalan berdebu dan sorot mata warga yang menunggu kepastian. Bersama Wakil Ketua DPRD Sumut, Ricky Anthony SH, langkah Ondim menjejak Kota Stabat hingga Secanggang. Kehadiran mereka tak lagi seperti pejabat yang hanya melintas, melainkan pendengar yang datang menjemput keluh kesah diakar rumput.

“Insyaallah tender sudah kita mulai. Oktober pekerjaan dimulai, akhir tahun bisa dinikmati masyarakat. Doakan lancar,” sebut Ondim, tegas, sambil menatap kerumunan warga yang memadati bahu jalan. Kalimat itu seperti gong yang memecah kebekuan, janji yang kali ini terdengar bukan sekadar formalitas.
Bupati datang tidak sendiri. Barisan pejabat teknis ikut mengapit, diantaranya Kadis PUPR H Khairul Azmi, Kadis Kominfo Wahyudiharto, Plt Kadis Lingkungan Hidup Erwin Bachari, hingga Camat Stabat Bambang Eko Winarno. Semua seolah menyuarakan satu komitmen, jalan bukan sekadar beton dan aspal. Ia adalah urat nadi ekonomi, jalur pendidikan, bahkan jalannya kehidupan sosial.
Ondim membuka catatan prioritas, 140 ruas jalan akan digarap menggunakan APBD 2025. Anggarannya memang tidak segemuk keinginan, namun arahnya jelas, pembangunan infrastruktur diposisikan sebagai jantung program. “Kenyamanan dan keselamatan masyarakat nomor satu. Meski pemeliharaan pohon disekitar jalan ada di kewenangan provinsi, kami di kabupaten tidak akan berpangku tangan,” kata bang Ondem.
Ricky Anthony, politisi muda DPRD Sumut yang mendampingi, menyambut langkah itu dengan antusias. “Ini langkah cepat. Oktober dimulai, Desember selesai. Saya bangga, Bupati hadir langsung mendengar masyarakat. Ini solusi nyata, bukan janji kosong,” ujarnya, suaranya penuh semangat.

Sementara disudut kerumunan, seorang warga menitikkan air mata. Baginya, perbaikan jalan bukan sekadar proyek fisik, melainkan simbol bahwa pemerintah masih ada. “Akhirnya jalan kami diperbaiki. Tidak lagi makan debu setiap hari. Terima kasih Pak Bupati. Kami bangga karena didatangi langsung, bukan hanya dengar kabar,” katanya lirih, menggenggam erat tangan anaknya.
Afandin tampak memahami, infrastruktur bukan hanya soal betonisasi. Dibalik jalan mulus ada harapan ekonomi rakyat yang lebih hidup. Jalan yang mulus memotong biaya transportasi, melancarkan distribusi hasil pertanian, membuka peluang usaha, sekaligus menautkan kembali kepercayaan rakyat kepada pemimpinnya.

Langkat kini menatap Oktober sebagai bulan penentu. Bila proyek ini benar-benar bergulir sesuai janji, maka Ondim bukan hanya membangun jalan. Ia sedang merajut kembali rasa percaya yang lama terkoyak lubang-lubang jalan berdebu. Namun, bila janji itu gagal diwujudkan, kekecewaan bisa kian dalam, bahkan menjerat citra pemerintahannya.
Satu hal yang pasti, masyarakat Langkat kini menggantungkan asa. Jalan rusak yang selama ini menjadi luka kolektif, sebentar lagi akan dipoles. Dan jika benar Oktober dimulai, Desember rampung, maka Langkat bukan hanya memiliki jalan baru, melainkan babak baru, pemimpin yang mau menepati janji dihadapan rakyatnya.
Tapi percayalah, bahwa misi itu sedang berjalan/mission is underway.(INformasinasional.com/Misno)