INformasinasional.com – JAKARTA. Panglima TNI Laksamana Yudo Margono beserta jajarannya mengikuti rapat bersama Komisi I DPR selama sekitar 6 jam. Laksamana Yudo menjelaskan topik yang dibahas dalam rapat, salah satunya terkait operasi di Papua.
Pantauan detikcom, Kamis (2/2/2023), rapat berlangsung dari pukul 10.02 WIB hingga 16.00 WIB. Rapat dipimpin oleh Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid. Laksamana Yudo didampingi oleh KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo, KSAL Laksamana Muhammad Ali, dan Wakasad Letjen Agus Subiyanto.
“Baru saja tadi kita selesai rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR RI yang membahas tentang situasi dan kondisi penanganan Papua saat ini dan juga dari alutsista TNI,” kata Yudo seusai rapat di Komisi I DPR.
Yudo mengatakan pihaknya tetap melakukan operasi di Papua dalam rangka tertib sipil. Selain itu, katanya, TNI membantu tugas-tugas Polri di Papua.
“Tentunya pada rapat tadi saya sampaikan bahwa TNI masih tetap melaksanakan operasi di sana dalam rangka tertib sipil dan membackup tugas-tugas kepolisian karena memang lebih mengedepankan pada penegakan hukum,” ujarnya.
Yudo mengatakan TNI melaksanakan operasi melalui tiga pendekatan. Salah satunya lewat pembinaan teritorial.
“Kemudian ini kita laksanakan melalui tiga pendekatan, yaitu pendekatan soft approach. Nah, itu pendekatan melalui pembinaan teritorial dan komunikasi sosial,” katanya.
“Kemudian culture approach, ini pendekatan para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh kepemudaan. Ini khusus untuk daerah-daerah yang kita nilai tingkat keamanannya masih kondusif,” sambungnya.
Yudo menjelaskan, pendekatan penanganan TNI di daerah dengan kerawanan tinggi menggunakan operasi yang tegas. Namun proses hukumnya tetap dilakukan oleh aparat kepolisian.
“Kemudian ada daerah-daerah yang kerawanannya tinggi. Nah, ini kita laksanakan pendekatan dengan hard approach, yaitu pendekatan operasi yang tegas. Artinya, apabila menghadapi situasi dengan kelompok kriminal bersenjata maupun separatis teroris, ya kita melaksanakan dengan tegas, dengan bersenjata,” kata Yudo.
“Karena memang kita pasukan militer yang menghadapi kontak tembak, ya kita laksanakan dengan tegas. Tapi tetap, apabila tertangkap ya kita serahkan kepada polisi untuk diproses hukum,” imbuhnya.(dtc)
Editor : Misno