INformasinasional.com – LANGKAT. Kalangan petani kelapa sawit di Kabupaten Langkat bakal mengalami kesuksesan dan tersenyum lebar. Karena, minyak goreng merah dari bahan baku kelapa sawit akan diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam dan luar negeri. Diprediksi, harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani akan berpacu naik.
Tidak hanya di Langkat, tetapi di kabupaten Deli Serdang dan Asahan di Sumatera Utara menjadi sasaran produk minyak goreng merah.
Hal ini dipertegas Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat berkunjung pada hari jadi Langkat ke 273, Selasa 17 Januari 2023, di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.
Erick Thohir menyinggung tentang PNM. “Sekarang ini ada PNM Mekar di sini yang menyerap dana mencapai Rp 541 miliar, bantuan pemerintah, angka ini harus dua kali lipat dinaikkan, sebab terdapat 20 juta nasabah PNM yang harus dikembangkan. UMKM harus dikedepankan, 97% pembuka lapangan kerja, Rp1 triliun di Langkat ini, ada juga KUR,” katanya.
Kemudian ada BUMN Peduli, mulai membuat pabrik minyak goreng merah di Langkat, salah satu yang dibiayai pertama kali di Indonesia, pabrik ini dimiliki petani di Langkat, melalui koperasi, cetus Erick.
Sebelumnya, Pemerintah resmi memilih tiga Kabupaten di Sumatera Utara (Sumut), yaitu Deli Serdang, Asahan, dan Langkat menjadi kawasan untuk pilot project pembangunan pabrik minyak makan merah (M3) bagi koperasi petani sawit.
Staf Khusus Menkop-UKM Bidang Ekonomi Kerakyatan, Riza Damanik menjelaskan, hal yang mendasari keputusan ini, karena Sumut memiliki Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) terbaik di Indonesia.
Tentu saja, hal ini dapat mempermudah pemerintah melakukan piloting dan monitoring setiap proses M3, jika nantinya memiliki kekurangan untuk segera diperbaiki secepatnya.
“PPKS di Sumut adalah yang terbaik yang kita punya, kalau ada yang kurang segera kita perbaiki. Januari setelah piloting bisa kita replikasi ke wilayah lainnya,” kata Riza dalam konferensi pers penyerahan SNI: 9098:2022 Minyak Makan Merah (M3), Selasa 4 Oktober 2022 lalu.
Dia menjelaskan, Sumut merupakan wilayah yang memiliki kebun kelapa sawit yang cukup luas dibandingkan provinsi lainnya. Di Sumut terdapat PT Perkebunan Nusantara (PTPN) yang menjadi fokus kegiatan perkebunan sawit guna membangun kemitraan.
“Jadi ada dua proses crude palm oil (CPO) dan M3 ini. Untuk kemitraan CPO ini sudah dilakukan oleh PTPN, dan tahapan untuk menjadi M3 lebih terlihat. Sekiranya dibutuhkan bahan baku CPO yang lebih, sudah ada dan tidak rumit dicari,” jelasnya.
Sedangkan Menkop-UKM, Teten Masduki mengatakan, pembangunan pabrik untuk petani kelapa sawit diharapkan nantinya dapat lebih efisien dan murah dari sisi biaya logistiknya, karena pabrik akan terintegrasi dengan suplai Tandan Buah Segar (TBS) sawit.
“Kami harapkan, produksi 10 ton per hari dari 1.000 hektar dapat diserap di dua kecamatan,” kata Teten.
Menurut Teten, minyak makan merah lebih sehat dan bergizi dibandingkan minyak goreng biasa.
Dia mengklaim, minyak makan merah memiliki kandungan vitamin.
Bahkan, minyak makan merah diklaim bisa diproduksi kembali sebagai produk turunan suplemen atau multivitamin.
“BPOM sudah meyakini bahwa minyak makan merah bijinya lebih baik, memiliki kandungan provitamin A, Vitamin E, karena tidak di-bleaching. Selain itu, minyak merah punya produk turunannya yang bisa diproduksi untuk suplemen, multivitamin,” katanya.
Editor : Misno