INformasinasional.com-Pasaman Barat–Kondisi retakan tanah di Bukit Rantau Pauh, Jorong Perhimpunan, Nagari Talu, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, semakin mengkhawatirkan. Retakan yang terus melebar tersebut mengancam ratusan rumah warga, ratusan kepala keluarga, serta jalan lintas provinsi yang menghubungkan Kabupaten Pasaman dengan Kabupaten Pasaman Barat.
Berdasarkan pantauan Andika Adi Saputra Kontributor TVRI Sumbar, di lokasi pada Selasa, 16 Desember 2025, retakan tanah terlihat semakin memanjang dan mengalami penurunan signifikan. Warga menyebutkan kondisi tersebut terus memburuk dalam satu minggu terakhir.
“Dalam seminggu ini retakan makin melebar dan turun. Lebarnya sekarang sudah lebih dari tiga meter dengan panjang sekitar tiga puluh meter,” kata salah seorang warga setempat,
Afni Nia Sari.
Dia menilai kondisi tersebut sangat berbahaya. Jika material tanah di bukit itu longsor, sedikitnya 116 unit rumah diperkirakan terdampak langsung. Selain permukiman warga, ruas jalan lintas provinsi yang berada tepat di bawah tebing juga terancam tertimbun material longsor.
“Kalau sampai longsor besar, bukan hanya rumah warga, jalan provinsi juga bisa tertutup total,” ujarnya dengan nada khawatir.
Sebagai langkah antisipasi, masyarakat bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pasaman Barat telah memasang sirene peringatan dini di sekitar lokasi rawan. Selain itu, warga juga melakukan ronda dan pemantauan secara bergantian selama sepekan terakhir.
“Kami pasang sirene supaya warga bisa segera menyelamatkan diri jika terdengar tanda-tanda longsor,” ujar seorang relawan PMI di lokasi.
Kondisi cuaca ekstrem dan curah hujan yang masih tinggi semakin meningkatkan risiko bencana. Warga menilai hujan yang turun hampir setiap hari mempercepat pergerakan tanah dan meningkatkan potensi longsor susulan.
Pantauan di bagian bawah tebing menunjukkan longsoran kecil sudah mulai terjadi. Warga mengkhawatirkan longsor susulan dapat menutup aliran sungai di sekitar lokasi.
“Kalau sungai tertutup material longsor, warga takut terjadi banjir bandang yang langsung ke permukiman,” kata Afni Nia Sari.
Situasi lapangan saat ini dinilai semakin membahayakan, terutama pada malam hari. Sebagian warga yang berada di zona merah memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pada siang hari, warga kembali ke rumah untuk memantau kondisi bangunan dan memastikan keamanan harta benda.
Masyarakat berharap pemerintah daerah dan instansi terkait segera turun tangan. Warga meminta dilakukan mitigasi bencana secara serius dan penanganan darurat untuk mencegah jatuhnya korban jiwa.
Reporter: SYAFRIZAL





Discussion about this post