Informasinasional.id – GEBANG, LANGKAT. Masyarakat Kelurahan Pekan Gebang, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, sudah lebih dari 5 tahun mengeluh akibat banjir setiap musim penghujan tiba. Ini setelah bukit – bukit di belahan barat Kelurahan Pekan Gebang habis dipangkas oleh pengelola galian C perorangan tanpa izin.
Bahkan, sampah daun dan pelepah kelapa sawit dari perkebunan PT SS terseret terbawa banjir hingga menutupi jembatan/gorong-gotong pembuangan banjir di area Tugu Garis Demar Kasih, Desa Paluh Manis, Gebang. Sehingga banjir tidak bisa lewat dan melanda pemukiman warga Kelurahan Pekan Gebang.
“Kami meminta Gubernur Sumut Edi Rahmayadi turun tangan atasi banjir di Gebang, ini akibat ketidak mampuan Lurah, Camat, Bupati, DPRD Langkat atasi banjir sudah bertahun tahun,” ungkap puluhan warga Kelurahan Pekan Gebang, diantaranya Iyan, dan Paiman, Sabtu (3/12/2022)
Pantauan informasinasional.id, hingga saat ini kondisi jembatan Sei Bambu Tugu Pahlawan Gebang masih di penuhi sampah dan pasir lumpur di gorong- gorong, yang menyebabkan jalan air tersumbat.
“Dikhawatirkan banjir bisa datang kapan saja, mengingat situasi hujan terus terjadi. Dampak banjir sepekan yang lalu, beram Jalinsum Medan – Aceh, persisnya didepan masjid Riadhussolihin dan BRI Pekan Gebang kondisinya seperti jurang akibat tergerus banjir. Ini mengundang bahaya bagi pengguna jalan,” ungkap warga Gebang lagi.
Dijelaskan mereka, ada sekitar 300 meter jalan berspal di jalan kebun kopi hancur tergerus banjir. Kemudian jalan Peringgan Kelurahan Pekan Gebang menuju rel KAI hampir 400 meter rusak parah akibat tergerus banjir. Kemudian parit di Lingkungan lV dan VI Pekan Gebang dipinggiran ruas Jalinsum Medan – Aceh tersumbat akibat material galian C yang terbawa banjir, karena pemilik tanah yang memangkas bukitnya tidak perduli.
Reporter
DEDEK AKHYAR
Editor
ARDIANSYAH