INformasinasional.com, Teheran – Televisi pemerintah Iran melaporkan serangan udara Israel, pada Selasa (24/6) dini hari, menewaskan seorang ilmuwan nuklir di wilayah utara negara itu. Kematian akibat serangan Tel Aviv ini terjadi sebelum Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan gencatan senjata mulai berlaku antara kedua negara.
Laporan televisi pemerintah Iran yang mengutip sejumlah sumber, seperti dilansir AFP, Selasa (24/6/2025), menyebut seorang ilmuwan nuklir bernama Mohammad Reza Seddighi Saber tewas dalam serangan yang menghantam kediaman orang tuanya di area Astaneh-ye Ashrafiyeh, Iran bagian utara.
Sosok Seddighi Saber yang tewas diketahui berada di bawah sanksi AS.
Beberapa hari lalu, anak laki-laki Seddighi Saber yang berusia 17 tahun dilaporkan tewas akibat serangan yang mengenai rumah mereka di Teheran.
[irp posts=”41720″ ]
Iran dan Israel yang terlibat perang udara yang sengit terus saling melancarkan serangan pada Selasa (24/6), melepaskan tembakan rudal pada saat-saat akhir menjelang batas waktu gencatan senjata yang diumumkan Trump.
Sebelumnya Wakil Gubernur Provinsi Gilan, yang terletak di Iran bagian utara, melaporkan sedikitnya sembilan orang tewas akibat serangan Israel yang menghantam sejumlah gedung permukiman di provinsi tersebut.
Sang Gubernur Provinsi Gilan, seperti dilaporkan kantor berita Tasnim dan dilansir CNN, menyebut serangan Tel Aviv itu melukai 33 orang lainnya dan menghancurkan empat unit permukiman. Di antara korban tewas dan korban luka, menurut Gubernur Provinsi Gilan, terdapat 16 perempuan dan anak-anak.
Rumah-rumah yang ada di sekitar gedung permukiman yang dihantam serangan juga mengalami kerusakan akibat ledakan imbas serangan udara itu. Serangan mematikan Israel ini dilancarkan sebelum gencatan senjata berlaku antara kedua negara, seperti diumumkan oleh Trump pada Selasa (24/6).
Trump sebelumnya mengatakan bahwa gencatan senjata antara Iran dan Israel akan menjadi proses bertahap selama 24 jam yang dimulai sekitar pukul 04.00 GMT pada Selasa (24/6), dengan Teheran menghentikan semua operasi militernya secara sepihak terlebih dahulu.
Baru kemudian, sebut Trump, Tel Aviv akan mengikutinya dengan menghentikan operasi militernya sekitar 12 jam kemudian.
Sejak perang udara berkecamuk antara Iran dan Israel pada 13 Juni lalu, menurut data Kementerian Kesehatan Teheran, lebih dari 400 orang tewas, termasuk para komandan militer dan ilmuwan nuklir negara tersebut. Sedangkan menurut angka resmi otoritas Tel Aviv, sedikitnya 24 orang tewas akibat serangan Iran.(dtc)